Ketua Ikatan Mahasiswa Tambrauw (IMT) Kota Studi Manokwari Septinus Asiti menyatakan sikap protes, terhadap keputusan Panitia Seleksi (Pansel) DPR Otonomi Khusus (Otsus) Papua Barat Daya (PBD) yang meloloskan Simon Petrus Baru sebagai calon anggota DPR Otsus PBD.
Menurut Septinus, keputusan tersebut dikeluarkan tidak sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.
“Berdasarkan rekomendasi dari Kabupaten Tambrauw, tiga nama yang diajukan sebagai calon DPR Otsus. Yaitu Yanwarius Sedik, Thomas Gewab dan Maria Kebar. Tapi kenapa Simon Petrus Baru justru diloloskan tanpa adanya rekomendasi dari pihak Kabupaten Tambrauw,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Septinus, sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Tambrauw dirinya merasa pengangkatan atau pelolosan Simon Petrus Baru sebagai calon DPR PBD jalur pengangkatan ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dikarenakan tidak ada rekomendasi dari kabupaten setempat.
Lebih lanjut, Septinus meminta agar Pansel DPR Otsus PBD segera meninjau kembali keputusan tersebut dan menggugurkan Simon Petrus Baru sebagai calon.
Ia juga mendesak agar Maria Kebar, salah satu calon perempuan yang direkomendasikan, diberikan kesempatan sesuai aturan yang berlaku.
“Kita berbicara tentang prosedur yang harus dihormati. Jangan ada jalan pintas dalam proses ini. Negara ini adalah negara hukum yang menjunjung tinggi keadilan,” katanya.
Septinus juga menekankan pentingnya representasi perempuan dalam perwakilan DPR Otsus PBD, dengan menyebutkan bahwa Maria Kebar layak menggantikan Simon Petrus Baru. Ia menuding bahwa proses seleksi yang tidak sesuai aturan dapat merusak kepercayaan terhadap sistem hukum dan keadilan.
“Kami meminta Pansel DPR Otsus PBD tegas dan transparan. Jangan sampai keputusan ini terpengaruh oleh hal-hal yang melanggar aturan. Gugurkan Simon Petrus Baru dan tetapkan Maria Kebar sesuai prosedur yang berlaku,” pungkasnya. (*)
