Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Cendekiawan Awam Katolik Papua Santo Ignasius Loyola menggelar Rapat Kerja Nasional IV, di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (29/7/2024).
Ketua DPD ICAKAP Papua Barat Daya Paulinho Tawer mengatakan, Rakernas iV dilaksanakan untuk menyatukan langkah seluruh komponen umat Katolik yang ada di tanah Papua dalam menghadapi tantangan terkini. Terutama terkait pelestarian hutan dan pembelaan kepentingan masyarakat.
“Rakernas ini merupakan amanat konsolidasi organisasi. ICAKAP yang menaungi berbagai organisasi seperti PMKRI, Pemuda Katolik, OMK, KMK dan perwakilan lingkungan serta paroki akan memanfaatkan momentum Rakernas untuk menyusun strategi bersama terkait pelestarian hutan dan pembelaan kepentingan masyarakat,” ungkap Paulinho Tawer yang juga merupakan Ketua Panitia Rakernas IV ICAKAP Papua.
Menurutnya, dalam Rakernas IV ICAKAP, pihaknya mengundang para ahli untuk membahas isu-isu terkini dan merumuskan rekomendasi strategis yang akan disampaikan kepada lima uskup yang ada di Tanah Papua.
“Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh umat Katolik dalam menjalankan tugas,” ujarnya.
Hasil rekomendasi yang dirumuskan, sambungnya, akan diajukan kepada lima uskup untuk ditinjau. Dimana keputusan yang akan dibuat oleh para uskup akan menjadi pedoman bagi ICAKAP dalam menyusun strategi kerja yang lebih terarah menjelang peringatan 27 Oktober 2024.
Sementara itu, Ketua Umum ICAKAP Papua Octoviaen Geraldus Bidana mengatakan, salah satu isu utama yang dibahas dalam Rakernas IV ICAKAP Papua adalah bagaimana menyatukan umat Katolik di Papua, mengingat semakin banyaknya pemekaran wilayah dalam beberapa tahun terakhir.
“Tujuannya membangun jaringan yang kuat, agar aspirasi umat Katolik dapat tersampaikan dengan baik dan teratur,” bebernya.
Lebih lanjut disampaikan Octoviaen, tema yang diangkat dalam Rakernas IV ICAKAP Papua tahun 2024 adalah ‘Menyelamatkan Hutan dan Manusia Papua Dari Yang Tersisa’.
“Tema ini kami ambil karena salah satu paru-paru dunia ada di Papua. Karena masyarakat Papua sangat bergantung dengan alam dan hutan, maka kami harus menyusun strategi untuk bagaimana bisa menyelamatkan hutan dan juga manusia papua,” imbuhnya.
Oleh karena itu, katanya, perlu kajian mendalam mengenai kebijakan yang telah dikeluarkan terkait pengelolaan hutan Papua.
“Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut efektif dalam menjaga kelestarian hutan dan telah disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat. Hasil pembahasan dalam rakernas selama dua hari akan dirumuskan menjadi rekomendasi yang nantinya akan disampaikan kepada para pengambil kebijakan,” pungkas Octoviaen.