Pemerintah Kota Sorong terus berupaya dengan segala cara menurunkan angka stunting di Kota Sorong yang masih berada diangka 31 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperkuat komitmen agar dapat menurunkan angka stunting, yaitu dengan melakukan Rembuk Stunting tahun 2024, yang berlangsung di Gedung L Jitmau Kompleks Kantor Walikota Sorong, Rabu (29/5/2024).
Penjabat Wali Kota Sorong Septinus Lobat yang diwakili Asisten II Bidang Administrasi, Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Sorong Thamrin Tajuddin mengatakan, masalah stunting harus mendapat perhatian khusus dari Pemkot Sorong.
“Melalui kegiatan rembuk stunting diharapkan dapat memperkuat komitmen bersama dalam menurunkan angka stunting,” ungkapnya.
Menurut Thamrin, setiap program yang dibuat untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kota Sorong harus dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran.
Dibeberkan Asisten II, target prevalensi stunting di Kota Sorong tahun 2024 adalah 14 persen. Untuk mencapai target tersebut, katanya, maka diperlukan percepatan langkah melalui implementasi rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting.
Thamrin menyatakan, rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting menggunakan tiga pendekatan. Yakni pendekatan keluarga berisiko stunting dengan intervensi hulu, untuk mencegah lahirnya bayi stunting dan menangani balita stunting. Kemudian pendekatan multi sektor dan multi pihak melalui pentahelix, untuk menyediakan platform kerjasama antara pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan dan pendekatan intervensi gizi terpadu dengan fokus pada aspek sosial.
“Periode seribu hari pertama kehidupan adalah masa krusial bagi perkembangan anak, sehingga pemenuhan gizi pada periode ini harus menjadi fokus utama,” bebernya.
Lebih lanjut Thamrin menjelaskan, pentingnya kualitas data dalam upaya penurunan stunting. Oleh karena itu, Asisten II meminta kepada seluruh petugas kesehatan di tingkat distrik dan kelurahan untuk melakukan penelusuran dan penemuan bayi dan balita berpotensi stunting.
Sementara itu, Plt Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Sorong Jemima Elisabet Lobat menegaskan, Rembuk Stunting bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah dan non pemerintah dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Sorong.
Dirincikannya, berdasarkan data terakhir Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kota Sorong masih berada di angka 31 persen.
“Angka itu masih terbilang cukup tinggi. Hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk segera ditangani. Melalui rembuk stunting ini, diharapkan terjalin sinergi dan kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak untuk mencapai target penurunan stunting di Kota Sorong,” pungkasnya.