Ketua Harian KONI Papua Barat Daya Abubakar Gusti menegaskan, hingga saat ini para atlet Provinsi Papua Barat Daya dari cabang olahraga yang mendapatkan wildcard untuk mengikuti PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara (SUMUT) belum melaksanakan pemusatan latihan daerah.
Diakui Abubakar, hal ini disebabkan karena hingga saat ini KONI Papua Barat Daya belum memberikan dana kepada cabor-cabor untuk melaksanakan pemusatan latihan daerah.
“Jika tidak ada kejelasan dari Pemerintah Daerah dalam hal hibah ke KONI untuk persiapan pelaksanaan pemusatan latihan daerah, maka para atlet cabang olahraga yang mendapatkan wildcard menyatakan sikap tidak akan mengikuti PON di Aceh dan SUMUT,” ungkap Ketua Harian KONI PBD kepada awak media, Senin (27/5/2024).
Menurut Gusti, dirinya sudah mendapat informasi bahwa atlet cabor akan menyatakan sikap tidak akan mengikuti PON di Aceh dan SUMUT.
“Informasi yang kami dapa seperti itu. Tapi kami berharap agar mereka tetap bersabar, kami tetap akan berusaha untuk bicarakan hal ini dengan Ketua Umum KONI dalam hal ini Pj Gubernur Papua Barat Daya untuk bisa secepatnya memerintahkan bagian yang berkompeten yang bertanggungjawab dengan hal ini untuk segera menghibahkan dana itu ke KONI agar bisa segera dicanangkan pemusatan pelatihan daerah,” ungkapnya.
Menurut Gusti, hingga saat ini KONI PBD sedikitpun belum mendapatkan dana hibah dari Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, pemusatan latihan daerah yang sudah direncanakan sejak bulan Januari, sampai saat ini belum kunjung dilakukan.
“Kita sudah bermohon juga tapi sampai saat ini belum ada realisasi. Informasi dari Kepala Badan Keuangan bahwa dana baru di drop dari pusat tanggal 21 Mei, belum lagi mereka akan melanjutkan kepada OPD-OPD dan sebagainya. Kamipun KONI belum tahu kapan diserahkan dana hibah itu, untuk bisa kita teruskan kepada cabor-cabor untuk melaksanakan pemusatan latihan daerah,” ujarnya.
Lanjut Gusti, memang ada selentingan diluar bahwa dana hibah sudah diserahkan kepada KONI Papua Barat Daya. Padahal yang sebenarnya dari Januari sampai sekarang belum ada sama sekali dana hibah yang diserahkan kepada KONI.
“Bisa dicek di rekening koran KONI Papua Barat Daya di Bank Papua, sehingga tidak ada timbul fitnah. Karena informasi yang saya dengar, KONI Papua Barat Daya sudah mendapat dana hibah tapi belum disalurkan kepada cabor-cabor,” tandasnya.
Ketua KONI PBD juga meminta perhatian dari Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, untuk segera bisa merealisasikan dana hibah ke KONI. Sehingga disisa waktu tiga bulan ini bisa dimaksimalkan dengan cara apapun, pihaknya akan berupaya untuk bisa mempersiapkan para atlet untuk tampil di PON.
“Tapi kalau anggaran hibah tidak kunjung diserahkan, maka kami sendiripun tidak bisa mengharapkan hal yang lebih dari cabor. Hal ini dikarenakan persiapan yang sangat minim. Jika para atlet cabor benar-benar mengundurkan diri tidak mengikuti PON, maka ini akan menjadi persoalan. Karena pihaknya selalu meminta keseriusan dari setiap cabor untuk melaksanakan TC mandiri dalam rangka keseriusan kita pada PON,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Ketua Harian KONI PBD berharap dana hibah bisa segera dikucurkan. Karena sangat disayangkan, kalau sampai atlet cabor tidak ikut PON gara-gara dana hibah, ini sangat dikhawatirkan.
“Karena yang paling utama kita harus menjaga nama baik Ketua Umum KONI Papua Barat Daya. Selama ini saya pasang badan di KONI, hanya Ketua Umum yang saya jaga nama baiknya, yang lain tidak,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Harian Kick Boxing Papua Barat Daya Dede Yakobus mengaku kecewa dengan minimnya perhatian Pemerintah Daerah terhadap atlet PBD.
“Kami sebagai mantan atlet kecewa, karena periode kejayaan kami menuju PON terhambat. Persiapan kami mulai dari tes umum sampai tes khusus tertinggal jauh,” ucapnya.
Dede mencontohkan, atlet asal DKI Jakarta mendapat perhatian lebih baik dari Pemerintah Daerah.
“Saat kami jadi atlet di DKI Jakarta itu mendapat try out keluar negeri dalam setahun itu bisa satu hingga dua kali. Tetapi ketika kami punya niat baik untuk datang ke Papua Barat Daya, distribusi untuk daerah dan tanah kami sebagai anak Papua ternyata tidak sesuai harapan,” tuturnya.
Dede meminta Penjabat Gubernur PBD untuk segera melcairkan dana hibah yang telah diperuntukan bagi KONI PBD.
“Kami ini bukan atlet tarkam, kami punya prestasi sampai internasional. Tolong perhatikan cabor-cabor kami,” harapnya.