Berita  

Jelang Groundbreaking, PT Sino Consultant Gelar Rapat Finalisasi Bersama PT MOW dan Pemkab Sorong

JAKARTA– PT Sino Consultant Investment Indonesia selaku perwakilan investor asal Cina, menggelar rapat finalisasi bersama PT Malamoi Olom Wobok (PT MOW) dan perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (15/5/2024).

Rapat finalisasi yang berlangsung di Kantor PT Sino Consultant Investment Indonesia, Gedung Cyber ​​2, Kawasan Kuningan, Jakarta, dipimpin langsung Direktur Utama PT Sino Consultant Adriana Imelda Daat didampingi Direktur Operasional Randy Irianto.

Direktur Utama PT Sino Consultant Adriana Imelda Daat mengatakan, rapat tersebut diadakan dalam rangka membahas sejumlah langkah dan persiapan menjelang peletakan batu pertama (Groundbreaking) pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.

Dalam rapat tersebut, kata Adriana, menyetujui sejumlah poin penting. Diantaranya persiapan groundbreaking pembangunan smelter nikel di kawasan KEK Sorong yang rencananya akan dimulai pada bulan Juni 2024 mendatang.

Dimana sebelum pelaksanaan groundbreaking, akan didahului dengan penandatanganan kerja sama konsorsium tiga perusahaan yang akan digelar di Kota Sorong, pada tanggal 28 Mei 2024 pekan depan.

“Saya selaku Direktur Utama PT Sino Consultant juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak PT MOW selaku pengelola KEK Sorong dan kepada pihak Pemerintah yang telah berusaha keras membantu kami sehingga investasi bisa terlaksana di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong,” ujar Adriana.

Adriana mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Tuhan, karena semua proses yang telah dilakukan untuk menghadirkan investor di KEK Sorong dapat berjalan dengan baik dan rencana groundbreaking akan segera dimulai yang didahului dengan penandatanganan konsorsium pada tanggal 28 Mei 2024 mendatang.

“Kita semua tentunya bersyukur, karena perjuangan panjang ini akhirnya membuahkan hasil. Dimana groundbreaking smelter nikel akan segera terealisasi pada bulan Juni 2024 mendatang, yang akan didahului dengan penandatanganan konsorsium tiga perusahaan di Kota Sorong pada 28 Mei 2024 minggu depan ini,” tandasnya.

Menurut Adriana, pembangunan smelter nikel di Kawasan KEK Sorong adalah hal yang sangat luar biasa dan merupakan sejarah pertama di Tanah Papua. Dimana untuk pertama kalinya pabrik smelter dan pabrik baja akan dibangun di wilayah itu. Tentunya hal tersebut sangat berdampak pada peningkatan perekonomian di wilayah tersebut, terutama dapat membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan.

“Ini adalah sejarah bagi tanah Papua, khususnya kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, kami berharap ini akan semakin memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya bagi warga Orang Asli Papua. Dan hal ini dapat membuktikan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus yang ada di Kabupaten Sorong, layak untuk dijadikan lahan investasi. Dan tentunya ini akan menjadi pionir atau Langkah pembuka bagi investor lain untuk berinvestasi di KEK Sorong ini,” tutupnya.

Rencananya groundbreaking pabrik smelter nikel dan pabrik baja di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong akan dihadiri Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada bulan Juni 2024 mendatang.

Perempuan Papua Pertama Hadirkan Investasi Besar di Bumi Cenderawasih. Sebelumnya banyak sekali perusahaan dari luar kabupaten Sorong yang berencana melakukan investasi di kawasan KEK Sorong, sejak kawasan tersebut dibuka secara resmi oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2021 lalu. Namun rencana-rencana investasi tersebut tak kunjung terealisasi.

Kehadiran PT Sino Consultant Investment Indonesia yang dipimpin Direktur Utama Adriana Imelda Saat sejak tahun 2022 lalu dalam membantu Pemerintah Kabupaten Sorong akhirnya menghasilkan hasil.

Dengan kerja keras dan komitmen yang tinggi, Adriana bersama Timnya dari PT Sino Consultant akhirnya berhasil menggaet dua perusahaan raksasa asal China untuk berinvestasi di KEK Sorong tersebut.

Sebagai pengusaha muda, dan juga sebagai perempuan asli Papua, Adriana memastikan kepada pihak Pemerintah Kabupaten Sorong akan hadirnya dua perusahaan besar asal China yang berminat untuk berinvestasi membangun pabrik smelter nikel dan pabrik baja di kawasan tersebut. Mereka menilai KEK layak untuk berinvestasi membangun dua pabrik raksasa dengan metode economic green.

Tak tanggung-tanggung, dua perusahaan tersebut masing-masing PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group sebagai pihak investor bersepakat melakukan investasi di KEK Sorong dengan nilai investasi sebesar Rp 75 Triliun.

Dua perusahaan asal China tersebut berencana akan segera membangun pabrik smelter nikel dan pabrik baja dengan menggunakan lahan seluas 1000 hektar lebih. Tak hanya itu, investasi tersebut juga akan memakan karyawan sebanyak 5000 orang karyawan. Dimana proses penerimaan karyawan direncanakan akan dibagi dalam tiga tahapan.

Dalam proses menghadirkan investor di tanah Papua, tentu bukan hal yang mudah bagi Adriana, selain masalah keamanan, investor juga memikirkan sejumlah beberapa faktor lainnya. Namun berkat kerja keras dan komitmen, semua itu dapat berjalan sesuai rencana.

“Ini bukan perkara mudah untuk menghadirkan investor di Papua, investor sering mempertimbangkan berbagai hal, apalagi soal isu keamanan. Namun kami bekerja profesional dengan tekad dan komitmen yang kuat, semuanya dapat berjalan dengan baik. Pengusaha itu yang dibutuhkan awal adalah komitmennya,” ujar Adriana.

Tak hanya itu, perjuangan Adriana untuk mendatangkan investor ke tanah Papua juga kerap mendapatkan cibiran dan sering dianggap sebelah mata oleh beberapa rekan-rekannya, termasuk beberapa orang terdekatnya sendiri. Namun dia membuktikan bahwa sebagai perempuan asli Papua juga mampu menggapai kesuksesan.

“Saya hanya bekerja dalam diam dan berusaha sebaik mungkin, terutama menyerahkan semua perjuangan saya bersama Tim kepada Tuhan. Anggap saja cibiran dan apalah namanya yang sering kali dilontarkan kepada saya oleh mereka itu adalah sebuah penyemangat. Saya buktikan bahwa saya perempuan asli Papua juga mampu untuk bekerja dengan baik hingga sukses menemani saya,” imbuhnya.

Adriana yang juga mantan Ketua Umum BPD HIPMI Papua Barat itu mengatakan, semua yang diraih adalah semata-mata karena anugerah Tuhan dan dukungan penuh dari berbagai pihak. Keberhasilan ini bagi Adriana dia persembahkan bagi warga Papua, keluarga dan khususnya kepada almarhum ayah dan almarhumah ibunya.

“Semua yang saya dapat hari ini, hal yang utama adalah merupakan anugerah Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan saya. Dan ini juga atas dukungan sejumlah pihak, termasuk beberapa keluarga saya. Untuk ini saya persembahkan keberhasilan ini bagi warga Papua, keluarga dan terutama kepada almarhum ayah dan almarhumah ibu saya, mereka berdua tentunya sangat bahagia melihat keberhasilan ini,” tandas Adriana.

Dengan adanya investasi besar di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong tersebut, Adriana berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, menciptakan lapangan kerja, mengurangi disparitas ekonomi, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Provinsi Papua Barat Daya. Menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di timur indonesia dan sejalan dengan program nawacita pemerintah, yakni membangun indonesia dari pinggiran.

Sementara itu, Komisaris Utama PT MOW Sorong Markus Karath mengaku bersyukur, atas kemajuan yang dicapai terkait kepastian rencana pembangunan smelter nikel di KEK Sorong tersebut. Dimana rencana groundbreaking akan dimulai pada bulan Juni 2024 mendatang.

“Hari ini, saya hadir di sini mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong, sangat merasa bahagia. Karena kami sudah mencapai kemajuan yang luar biasa. Terutama hari ini kami sudah melakukan pembahasan secara rinci, terkait dengan perjanjian kerja sama antara PT MOW, PT Sino Consultant juga perusahan asal China terkait rencana groundbreaking di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong pada bulan Juni 2024 mendatang,” ungkap Markus Karath kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Markus mengungkapkan, sebelum dilakukan groundbreaking, akan didahului dengan penandatanganan kerja sama antara tiga perusahaan yang akan bergabung dalam konsorsium. Dimana pelaksanaan penandatanganan tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 204 mendatang dan disaksikan langsung oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Daya dan Penjabat Bupati Sorong.

“Terutama hari ini adalah hari yang luar biasa, karena kita sepakat sudah bisa mengatur jadwal untuk rencana penandatanganan kerja sama pada tanggal 28 Mei 2024 minggu depan. Semoga rencana ini akan segera kita wujudkan, akan segera kita realisasikan antara ketiga belah pihak ini, yang rencananya nanti akan disaksikan langsung oleh Bapak Penjabat Gubernur Papua Barat Daya dan Bapak Penjabat Bupati Sorong,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Markus mewakili pihak Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat Daya dan Pemda Kabupaten Sorong menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak PT Sino Consultant Investment Indonesia yang telah bekerja keras sehingga rencana realisasi investasi di KEK Sorong sebentar lagi akan terwujud.

“Saya mewakili Pemerintah Daerah menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk PT Sino, dalam hal ini Ibu Imelda selaku Dirut yang selama ini berusaha menyembunyikan tenaga bersama Timnya untuk proses ini bisa berjalan dengan lancar dan berjalan dengan baik,” imbuhnya.

“Kami dari Pemerintah Daerah menyampaikan terima kasih kepada PT MOW dan bapak Samori selaku Administrator KEK, yang sudah memberikan dukungan penuh sehingga proses investasi di KEK Sorong segera terwujud,” tambahnya.

Markus mengatakan, dengan hadirnya Investasi besar yakni pembangunan smelter nikel di KEK Sorong tersebut dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat dan tentunya dengan hadirnya smelter nikel ini merupakan sejarah baru bagi tanah Papua.

“Tentunya ini sangat baik (kehadiran smelter nikel di KEK Sorong), untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat di Tanah Papua, khususnya di wilayah kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Ini akan membuat sejarah baru bagi tanah Papua sehingga dapat menarik investor lainnya melakukan investasi di wilayah KEK Sorong ini,” tutupnya. (*)

JAKARTA– PT Sino Consultant Investment Indonesia selaku perwakilan investor asal Cina, menggelar rapat finalisasi bersama PT Malamoi Olom Wobok (PT MOW) dan perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (15/5/2024).

Rapat finalisasi yang berlangsung di Kantor PT Sino Consultant Investment Indonesia, Gedung Cyber 2, Kawasan Kuningan, Jakarta, dipimpin langsung Direktur Utama PT Sino Consultant Adriana Imelda Daat didampingi Direktur Operasional Randy Irianto.

Direktur Utama PT Sino Consultant Adriana Imelda Daat mengatakan, rapat tersebut digelar dalam rangka membahas sejumlah langkah dan persiapan menjelang peletakan batu pertama (Groundbreaking) pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik baja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.

Dalam rapat tersebut, kata Adriana, disepakati sejumlah poin penting. Diantaranya persiapan groundbreaking pembangunan smelter nikel di kawasan KEK Sorong yang rencananya akan dimulai pada bulan Juni 2024 mendatang.

Dimana sebelum pelaksanaan groundbreaking, akan didahului dengan penandatanganan kerja sama konsorsium tiga perusahaan yang akan digelar di Kota Sorong, pada tanggal 28 Mei 2024 pekan depan.

“Saya selaku Direktur Utama PT Sino Consultant juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak PT MOW selaku pengelola KEK Sorong dan kepada pihak Pemerintah yang telah berusaha keras membantu kami sehingga investasi bisa terlaksana di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong,” ujar Adriana.

Adriana mengungkapkan rasa syukurnya bagi Tuhan, karena semua proses yang telah dilakukan untuk menghadirkan investor di KEK Sorong dapat berjalan dengan baik dan rencana groundbreaking akan segera dimulai yang didahului dengan penandatanganan konsorsium pada tanggal 28 Mei 2024 mendatang.

“Kita semua tentunya bersyukur, karena perjuangan panjang ini akhirnya membuahkan hasil. Dimana groundbreaking smelter nikel akan segera terealisasi pada bulan Juni 2024 mendatang, yang akan didahului dengan penandatanganan konsorsium tiga perusahan di Kota Sorong pada 28 Mei 2024 minggu depan ini,” tandasnya.

Menurut Adriana, pembangunan smelter nikel di Kawasan KEK Sorong adalah hal yang sangat luar biasa dan merupakan sejarah pertama di Tanah Papua. Dimana untuk pertama kalinya pabrik smelter dan pabrik baja akan dibangun di wilayah itu. Tentunya hal tersebut sangat berdampak pada peningkatan ekonomi di wilayah tersebut, terutama dapat membuka seluas-luas nya lapangan pekerjaan.

“Ini adalah sejarah bagi tanah Papua, khususnya kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, kami berharap ini akan semakin memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya bagi warga Orang Asli Papua. Dan hal ini dapat membuktikan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus yang ada di Kabupaten Sorong, layak untuk dijadikan lahan investasi. Dan tentunya ini akan menjadi pionir atau Langkah pembuka bagi investor lain untuk berinvestasi di KEK Sorong ini,” pungkasnya.

Rencananya groundbreaking pabrik smelter nikel dan pabrik baja di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong akan dihadiri Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada bulan Juni 2024 mendatang.

Adriana Imelda Daat, perempuan Papua pertama sukses hadirkan investasi besar di Papua Barat Daya. Sebelumnya banyak sekali perusahaan dari luar kabupaten Sorong yang berencana melakukan investasi di kawasan KEK Sorong, sejak kawasan tersebut dibuka secara resmi oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2021 lalu. Namun rencana-rencana investasi tersebut tak kunjung terealisasi.

Kehadiran PT Sino Consultant Investment Indonesia yang dipimpin Direktur Utama Adriana Imelda Saat sejak tahun 2022 lalu dalam membantu Pemerintah Kabupaten Sorong akhirnya membuahkan hasil.

Dengan kerja keras dan komitmen yang tinggi, Adriana bersama timnya dari PT Sino Consultant akhirnya berhasil menggaet dua perusahaan raksasa asal China untuk berinvestasi di KEK Sorong tersebut.

Sebagai pengusaha muda dan juga sebagai perempuan asli Papua, Adriana memastikan kepada pihak Pemerintah Kabupaten Sorong akan hadirnya dua perusahaan besar asal China yang berminat untuk berinvestasi membangun pabrik smelter nikel dan pabrik baja di kawasan tersebut. Mereka menilai KEK layak untuk berinvestasi untuk membangun dua pabrik raksasa dengan metode economic green.

Tak tanggung-tanggung, dua perusahaan tersebut masing-masing PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group selaku pihak investor bersepakat melakukan investasi di KEK Sorong dengan nilai investasi puluhan triliun rupiah.

Dua perusahaan asal China tersebut rencananya akan segera membangun pabrik smelter nikel dan pabrik baja dengan menggunakan lahan seluas 1000 hektar lebih. Tak hanya itu, investasi tersebut juga akan membutuhkan ribuan karyawan. Dimana proses penerimaan karyawan rencananya akan dibagi dalam tiga tahapan.

Dalam proses menghadirkan investor di tanah Papua, tentu bukan perkara mudah bagi Adriana, selain soal isu keamanan, investor juga memikirkan sejumlah beberapa faktor lainnya. Namun berkat kerja keras dan komitmen, semua itu dapat berjalan sesuai rencana.

“Ini bukan perkara mudah untuk menghadirkan investor di Papua, investor sering mempertimbangkan berbagai hal, apalagi soal isu keamanan. Namun kita bekerja profesional dengan tekad dan komitmen yang kuat, semuanya dapat berjalan baik. Pengusaha itu yang dibutuhkan awal adalah komitmennya,” ujar Adriana.

Tak hanya itu, perjuangan Adriana dan timnya untuk mendatangkan investor ke tanah Papua juga banyak tantangan dan menjalanii proses yang panjang. Namun dia membuktikan bahwa sebagai perempuan asli Papua juga mampu menggapai sukses.

Adriana juga mengatakan dalam proses ini, dirinya bangga dapat bekerja sama dengan tim yang hebat, dan mampu menuntaskan seluruh progres pekerjaan ini dengan baik dan tepat waktu.

Adriana yang juga mantan Ketua Umum BPD HIPMI Papua Barat itu mengatakan, dengan adanya investasi besar di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong tersebut, Adriana berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, menciptakan lapangan kerja, mengurangi disparitas ekonomi, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.

Menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di timur indonesia dan sejalan dengan program nawacita pemerintah, yakni membangun indonesia dari pinggiran.

“Saya juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak PT MOW, pihak Pemerintah Kabupaten Sorong serta pihak Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya yang telah menyambut baik kehadiran investor untuk berinvestasi di kawasan KEK Sorong,x pungkas Adriana Imelda Daat.

Sementara itu, Komisaris Utama PT MOW Sorong Markus Karath mengaku bersyukur, dengan progres yang dicapai terkait kepastian rencana pembangunan smelter nikel di KEK Sorong tersebut. Dimana rencananya groundbreaking akan dimulai pada bulan Juni 2024 mendatang.

“Hari ini saya hadir disini mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong, sangat merasa bahagia, karena kami sudah mencapai kemajuan yang luar biasa. Terutama di hari ini kita sudah melakukan pembahasan secara rinci, terkait dengan perjanjian kerja sama antara PT MOW, PT Sino Consultant juga perusahan asal China terkait rencana untuk groundbreaking di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong pada bulan Juni 2024 mendatang,” ungkap Markus Karath kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Markus mengungkapkan, sebelum dilakukan groundbreaking, akan didahului dengan penandatanganan kerja sama antara tiga perusahaan yang akan bergabung dalam konsorsium. Dimana pelaksanaan penandatanganan tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 204 mendatang dan disaksikan langsung oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Daya dan Penjabat Bupati Sorong.

“Terutama hari ini adalah hari yang luar biasa, karena kita sepakat sudah bisa mengatur jadwal untuk rencana penandatanganan kerja sama pada tanggal 28 Mei 2024 minggu depan. Semoga rencana ini akan segera kita wujudkan, akan segera kita realisasikan antara ketiga belah pihak ini, yang rencananya nanti akan disaksikan langsung oleh Bapak Bapak Penjabat Gubernur Papua Barat Daya dan Bapak Penjabat Bupati Sorong,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Markus mewakili pihak Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat Daya dan Pemda Kabupaten Sorong menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak PT Sino Consultant Investment Indonesia yang telah bekerja keras sehingga rencana realisasi investasi di KEK Sorong sebentar lagi akan terwujud.

“Saya mewakili Pemerintah Daerah menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk PT Sino, dalam hal ini Ibu Imelda selaku Dirut yang selama ini berusaha sekuat tenaga bersama Timnya untuk proses ini bisa berjalan dengan lancar dan berjalan dengan baik,” imbuhnya.

“Kami dari Pemerintah Daerah menyampaikan terima kasih kepada PT MOW dan bapak Samori selaku Administrator KEK yang sudah memberikan dukungan penuh sehingga proses investasi di KEK Sorong segera terwujud,” tambahnya.

Markus mengatakan, dengan hadirnya Investasi besar yakni pembangunan smelter nikel di KEK Sorong tersebut dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat dan tentunya dengan kehadiran smelter nikel ini merupakan sejarah baru bagi tanah Papua.

“Tentunya ini sangat baik (kehadiran smelter nikel di KEK Sorong), untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat di Tanah Papua, khususnya di wilayah kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Dan ini akan membuat sejarah baru bagi tanah Papua sehingga dapat menarik investor lainnya melakukan investasi di wilayah KEK Sorong ini,” pungkasnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *