Kebijakan Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa’ad yang akan membangun museum dan visium Otonomi Khusus (Otsus) Papua, mendapat dukungan dari Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Papua Barat Daya.
“Museum perjuangan otonomi khusus sangat penting, sehingga generasi muda papua dapat mengetahui sejarah perjuangan otsus,” ungkap Ketua Fopera PBD Amus Yanto Ijie, Jumat (1/3/2024).
Menurut Yanto, perjuangan Otsus dilakukan berdarah-darah, banyak cara dan dengan cara manufer.
“Kerja keras dari tokoh-tokoh kita ini harus dimuseumkan. Harus ada sejarahnya sehingga semua orang bisa mengetahuinya,” ujar Yanto.
Keberadaan museum otsus, sambungnya, sangat penting untuk memberi edukasi kepada masyarakat. Bahwa sekalipun Papua berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tetapi memiliki kekhususan.
Melalui otsus, lanjut Yanto, masyarakat Papua harus berubah, berbenah sehingga dapat memikmatinya.
“Sepanjang Papua masih ada dalam NKRi dan republik ini belum bubar otsus tetap masih ada,” tegasnya.
Yanto menilai, otsus ini merupakan kebijakan yang sangat bagus. Kedepan, jika mau dilakukannya evaluasi 20 tahun perjalanan otsus sebaiknya di museum ini saja.
“Kami berharap kebijakan ini bisa dilakukan di tahun 2024 ini,” ucapnya.
Dia menambahkan, cita-cita kita 40 atau 50 tahun kedepan seperti apa bisa diwujudkan dalam visium ini.
“Tidak salah jika museum otsus di bangun di Sorong, yang merupakan pintu masuk ke daerah-daerah lain di tanah Papua,” kata Yanto.
Yanto menyebut, tokoh otonomi khusus pun dari Sorong. Karenanya, tidak salah jika museumnya di bangun di Sorong.
“Sebut saja Yap Salossa, bapak kita yang merupakan salah satu tokoh perjuangan otsus. Semenjak jadi anggota DPR RI dan Gubernur Papua saat itu, telah mendorong otsus melalui TAP MPR Nomor 4 Tahun 1999” tandasnya.
Dia berharap, di museum ini dilengkapi dengan fasilitas olahraga, kesenian, teater sehingga menjadi wadah untuk mengedukasi generasi muda Papua tentang perjuangan otsus.
“Kementrian dan lembaga terkait dapat dilibatkan dalam pembangunan museum otsus, terutama PUPR,” imbuh Yanto.
Yanto pun mendorong Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP), dapat merealisasikan pembangunan museum otsus Papua. (*)