Sekelompok warga tampak melakukan aksi “demo anarkis”, bertempat di Aviation Fuel Terminal Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Selasa (30/1/2024).
Aksi “demo anarkis” dilakukan, lantaran masyarakat merasa marah karena adanya pencemaran lingkungan yang diduga terjadi di Aviation Fuel Terminal Domine Eduard Osok (DEO) Sorong.
Pantauan BalleoNews.com, awalnya sekelompok warga tampak marah-marah dan berteriak diluar portal Aviation Fuel Terminal Domine Eduard Osok (DEO) Sorong.
Meskipun dijaga ketat security Pertamina, namun sekelompok warga tersebut berhasil membuka portal dan memaksa masuk ke halaman Kantor AFT.
Selain itu, saat hendak masuk ke halaman Kantor AFT DEO Sorong, para pendemo kembali dihadang oleh security dan puluhan aparat Kepolisian dari Polresta Sorong Kota yang sedang berjaga-jaga didepan pagar.
Merasa kecewa karena tidak bisa bertemu dengan pimpinan dari AFT DEO Sorong, para pendemo kemudian dengan anarkis mencoba menerobos barikade aparat Kepolisian. Namun sayangnya, para pendemo berhasil dipukul mundur.
Tidak berhenti sampai disitu, para pendemo kemudian bertambah anarkis dengan melempari aparat Kepolisian dengan batu, kayu dan gelas air mineral. Para pendemo bahkan melakukan aksi bakar-bakar didepan kantor.
Beruntung petugas Aviation Fuel Terminal Domine Eduard Osok (DEO) Sorong sangat sigap dan langsung memadamkan api yang berkobar.
Meskipun dilempar bahkan ditendang, namun aksi anarkis para pendemo berhasil dipukul mundur dan dibubarkan oleh puluhan aparat Kepolisian yang dilengkapi dengan tameng dan topi.
“Aksi yang dilakukan sekelompok warga di kantor Aviation Fuel Terminal Sorong hari ini, adalah simulasi emergency drill,” ungkap Supervisor Receiving Storage & Distribution Bayu Baskoro Nugroho.
Menurut Bayu, simulasi emergency drill merupakan rangkaian Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilaksanakan Pertamina Regional Papua-Maluku.
“Simulasi keadaan darurat ini untuk melatih karyawan dan mitra kerja, agar sigap dalam menghadapi kondisi emergency drill,” ujarnya.
Bayu membeberkan, dalam simulasi emergency drill, ada dua agenda kegiatan yang dilakukan. Yaitu penanganan huru hara dan pelatihan penanganan kebakaran.
“Dalam simulasi ini kami melibatkan Polresta Sorong Kota, tim Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) dalam hal PKPPK dan Avsec serta tim medical Rumah Sakit Pertamina Sorong (RSPS) untuk proses evakuasi korban.
“Dengan adanya simulasi emergency drill, kami berharap para pekerja dan mitra kerja dapat meningkatkan komunikasi antar fungsi jika terjadi kejadian. Selain itu, kami juga berharap dapat melatih kesigapan penanganan ketika ada emergency. Termasuk bagaimana cara menangani dan mengevakuasi korban dalam keadaan darurat,” pungkas Supervisor Receiving Storage & Distribution Bayu Baskoro Nugroho seraya menambahkan simulasi emergency drill rutin dilakukan sesuai arahan Direksi PT Pertamina (Persero) Patra Niaga.