Fakfak – Pembangunan pabrik pupuk di Kawasan Industri Terpadu Fakfak, Papua Barat, segera dimulai oleh PT Pupuk Indonesia (Pupuk Indonesia) melalui anak perusahaan mereka PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), yang ditandai dengan seremoni peletakan batu pertama di titik lokasi dimana pabrik akan dibangun nantinya.
Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan pemerintah kepada Pupuk Indonesia yang lalu dimandatkan pada Pupuk Kaltim ini merupakan bukti nyata upaya pemerintah dan komitmen Pupuk Indonesia bersama Pupuk Kaltim, dalam mendukung produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional.
Turut hadir pada acara ini Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Sekretariat Negara Indonesia Pratikno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi serta Direktur utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo.
“Momentum bersejarah ini adalah bukti dari komitmen kami untuk mendukung inisiatif PSN pemerintah. Pupuk Indonesia selaku perusahaan induk secara konsisten mendukung penuh Pupuk Kaltim dalam menyukseskan PSN ini,” ungkap Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi.
Menurut Rahmad, Kawasan Industri Terpadu Fakfak ini adalah Kawasan Industri Pupuk ke-6 yang ada di Indonesia dan merupakan yang pertama dibangun dalam 40 tahun terakhir.
“Kami mengerti bahwa Kawasan Industri Terpadu Papua Barat ini merupakan bagian penting dalam mewujudkan ekosistem pertanian yang berkelanjutan di seluruh Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur. Kami optimis, keberadaan pabrik pupuk ini akan mendukung swasembada pangan dan mendukung petani untuk makmur bersama Indonesia,” ujar Rahmad.
Pendirian Kawasan Industri Terpadu di Fakfak, sambungnya, memperkuat posisi Pupuk Indonesia menjadi Produsen Pupuk Terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara sekaligus merupakan respons strategis terhadap permintaan pasar yang terus berkembang, yang diproyeksikan mencapai 6 sampai 7 juta ton pada 2030.
Dengan nilai investasi lebih dari USD 1 miliar untuk proyek ini, nantinya diharapkan kapasitas produksi pabrik baru per tahunnya bisa mencapai 1,15 juta ton untuk pupuk urea dan 825 ribu ton untuk amonia, proyek ini menyasar pemenuhan sekitar 70 hingga 80 persen atau sekitar 4,5 hingga 5 juta ton kebutuhan nasional ketika sudah beroperasi penuh di 2028.
“Pupuk Kaltim bangga bisa turut berperan sebagai elemen kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia. Rasa terima kasih yang tulus kami ucapkan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat adat dan masyarakat sekitar atas dukungannya terhadap Kawasan Industri Pupuk ini. Dukungan segenap pemangku kepentingan telah mengantar kami sampai pada titik ini,” tutur Soesilo.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menekankan, pembangunan industri pupuk di wilayah Papua merupakan bagian dari strategi Indonesia dalam menegakkan kedaulatan pangan.
Lebih lanjut, Presiden menekankan kembali pentingnya pembangunan industri pupuk dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
“Dalam proses tersebut, pupuk memiliki peran yang sangat penting. Sering ini dikeluhkan kalau saya ke desa, ke sawah, yang dikeluhkan oleh para petani pupuk, kelangkaan pupuk, ini yang harus kita segera selesaikan. Saya kira ini kesempatan yang baik bagi SDM-SDM muda di tanah Papua untuk ikut membangun industri pupuknya sendiri,” tuturnya.
Dalam persiapan membangun Kawasan Industri Terpadu ini, Pupuk Kaltim telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar dengan mengadakan rangkaian upacara tradisional yang seturut dengan adat setempat.
Gelaran Prosesi Adat ini merupakan manifestasi penghargaan Pupuk Kaltim terhadap hak-hak masyarakat hukum adat, sekaligus merupakan kesempatan untuk mendapatkan masukan dan dukungan yang kuat untuk pengembangan Kawasan Industri Terpadu di Papua Barat.
Tak hanya bersinergi dengan masyarakat, dalam memulai rancangan proyek pabrik baru ini, Pupuk Kaltim selaku pelaksana mandat berkomitmen untuk disiplin dalam penerapan prinsip ESG dengan menjaga kualitas lingkungan sekitar, sekaligus memberdayakan dan mendukung pengembangan komunitas.
Pada kesempatan yang sama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menjelaskan, kawasan Industri yang terletak di Dusun Andamata ini dikelola oleh Pupuk Indonesia seluas 500 hektar. Proyek ini akan dikawal langsung oleh Kementerian Investasi dan Kementerian BUMN.
“Kami memohon dukungan dari semua pihak untuk kesuksesan pembangunan Kawasan Industri ini karena kawasan ini berpotensi untuk memperkuat supplylumbung pangan nasional kita khususnya di Merauke,” jelasnya.
Sejumlah fasilitas dan infrastruktur pun disiapkan untuk memulai proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu di Fakfak, Papua Barat ini. Sebelumnya, Pupuk Kaltim telah memastikan pasokan gas yang stabil dan telah resmi menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) dengan Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. Diharapkan, protek PSN ini bisa rampung dan akan mulai beroperasi tepat di hari ulang tahun Pupuk Kaltim yang ke-50 di 2027 mendatang.
“Kami sudah mempersiapkan pembangunan proyek ini dengan upaya terbaik. Mulai dari pendanaan hingga rancangan operasional nantinya. Semoga upaya dan niat yang baik dari Pupuk Kaltim dengan dukungan Pupuk Indonesia dan pemerintah tentunya, bisa membawa keberkahan dan kelancaran selama proses pembangunan. Agar cita-cita kita bersama untuk menyokong ketahanan pangan nasional lewat pabrik ini bisa terwujud di 2027 mendatang,” tutup Soesilo. (*/ILA)