Dalam rangka mensosialisasikan peraturan kepabeanan yang berhubungan dengan kegiatan ekspor impor di Refinery Unit VII Kasim, Tim Bea dan Cukai yang dipimpin oleh Direktur Teknis Kepabeanan PP & EO Dirjen Bea dan Cukai melakukan kunjungan kerja atau site visit ke PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII Kasim, Jumat (1/9/2023).
General Manager (GM) PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII Kasim Yusuf Mansyur yang menyambut langsung, memberikan apresiasi dan menyambut baik atas kunjungan kerja yang dilakukan Tim Bea dan Cukai.
“Refinery Unit VII Kasim merupakan kilang paling ujung Indonesia dan paling jauh perjalanannya. Terima kasih karena Tim dari Bea dan Cukai sudah berkunjung kesini,” ungkapnya.
Dijelaskan Yusuf, Refinery Unit VII Kasim merupakan Kilang yang paling ujung di Timur Indonesia dan juga paling terakhir didirikan. Kilang RU VII dioperasikan sejak tahun 1997 dan saat ini dalam keadaan normal operasi.
“Day to day operasional kami dioperasikan di site Kasim ini. Untuk operasional RU VII Kasim, memproduksi tiga produk yaitu Pertalite, Solar B35 yang dipergunakan di wilayah Papua Maluku dan juga produk Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) yang kita ekspor atau diproses kembali di RU lainnya,” ujarnya.
Refinery Unit VII Kasim, sambungnya, juga memiliki beberapa fasilitas tangki timbun. Khususnya untuk ekspor, pihaknya memiliki tangki kapasitas tujuh puluh lima ribu (75000) Barel.
“Saat ini kita juga lagi membangun kapasitas tangki empat ratus ribu (400000) barel untuk import crude oil. Jadi RU VII ini berbeda dengan RU lainnya, karena merupakan kilang satu-satunya yang memanfaatkan crude lokal atau domestik yang ada di kepala burung papua. Sementara RU lainnya mengimpor crude oil, baik domestik maupun dari luar,” imbuhnya.
Meskipun demikian, kata Mansyur, kondisi saat ini crude lokal semakin berkurang sehingga perlu adanya import crude baik dalam negeri maupun luar negeri. Dimana perlu adanya fasilitas open acces crude baik domestik dalam negeri maupun dari luar untuk diolah di Kilang Kasim, dengan fasilitas tambahan yang baru dibangun baik tank farm maupun Jetty III.
“Akses safety untuk Kilang Kasim sendiri sudah memitigasi kejadian-kejadian di Kilang lainnya, yang kebetulan di wilayah kilang kasim ini hujan sepanjang tahun. Sehingga mitigasi untuk keamanan Kilang, kami memasang fasilitas penangkal petir, jadi fasilitas tangki timbun dan fasilitas kilang sudah dilengkapi dengan beberapa peralatan safety yang up to date saat ini,” beber Yusuf Mansyur.
Sementara itu, Direkrur Tekhnis Kepabeanan PP & EO Donny Tjahjadi menyatakan, maksud dan tujuan kunjunganya adalah sebagai site visit ke PT Kilang Pertamina Internasional dan salah satu yang di pilih adalah Kilang Kasim. Hal ininkarena keberadaannya yang cukup jauh dan menarik untuk dilihat, karena satu-satunya kilang milik Pertamina yang berada di kawasan Timur Indonesia Papua.
“Kami dari Bea dan Cukai pusat hadir sangat lengkap yaitu Kasubdit RKPP AEO, Kasubdit Klasifikasi Barang, Kepala Pajak, Kepala Seksi Ekspor, Kapala Seksi Impor I, Kepala Seksi AEO dan juga tim kami dari Sorong Kepala KPPC Sorong,” jelasnya.
Dijelaskannya, sesuai dengan Undang-undang Kepabeanan maka ada empat tugas fungsi yang dilaksanakan yaitu Revenue Collector, Community Protector, Trade Facilitator dan Industrial Assistensi.
“Jadi Pertamina merupakan mitra utama kepabeaan, maka kami memberikan kemudahan percepatan baik dari sisi prosedural dan juga kemudahan dari sisi insentif fiskal. Hal inilah yang diusulkan oleh PT Kilang Pertamina Internasional kepada kami, untuk mendapatkan sertifikat Authorized Economic Operator atau AEO, sehingga nantinya mendapatkan perlakuan tertentu atau fasilitas yang lebih baik lagi,” bebernya.
Menurutnya, untuk mendapatkan sertifikat AEO, maka pemohon dalam hal ini PT KPI harus memenuhi 13 kriteria yang ditentukan.
“Ini merupakan site visit kami yang ketiga, sebelumnya kami lakukan site visit di RU IV Cilacap, RU VI Balongan dan saat ini di RU VII Kasim. Harapan kami mulai dari RU II sampai RU VII bisa memahami aturan-aturan terkait dengan impor, kami juga akan melihat keamanan rantai pasok dan selalu memberikan asistensi. Jika ada kendala, silahkan berhubungan dengan kami dan terus berkomunikasi,” harap Fadjar Donny Tjahjadi.
Kegiatan yang berlangsung selama satu hari full di Kilang Kasim, dilanjutkan dengan tinjauan fasilatas Kilang baik di Oil Movement, Jetty dua Loading Produk dan juga ke Control Room Kilang Kasim.