SS siswa kelas 2 SD YPK Marthen Luther Yenbeser, Kabupaten Raja Ampat, terpaksa harus menjalani perawatan intensif di RSUD Waisai, Raja Ampat, lantaran menderita luka memar dan bengkak di sekujur tubuhnya usai dianiaya LWD yang diketahui merupakan seorang oknum guru.
Ibu kandung korban Flora Sapulete menceritakan, kejadian naas yang menimpa anak tercintanya terjadi sekitar pukul 15.00 WIT, Rabu (23/8/2023).
Dimana berdasarkan keterangan dari anaknya dan beberapa orang saksi, bahwa sebelum kejadian penganiayaan, SS baru saja selesai mengikuti pemakaman neneknya.
“Selesai ikut pemakaman, anak saya berjalan kaki pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, anak saya bertemu dengan temannya yang sedang membawa botol bensin. Kemudian anak saya dan temannya berjalan menuju ke lapagan bola,” cerita Flora.
Lanjutnya, saat tiba di lapangan bola, oknum guru yang berinisial LWD tiba-tiba berteriak dan meminta beberapa orang murid yang ada di lapangan bola untuk menahan SS dan temannya untuk dibawa ke oknum guru tersebut.
“Pak guru lucky berteriak tahan mereka berdua dan bawa kepada saya. Anak sayapun ditahan sama teman-temannya yang badannya lebih besar, sehingga dia tidak bisa melarikan diri. Sedangkan temannya sudah berhasil lari,” ungkapnya.
Setelah anaknya berhasil ditahan, kata Flora, oknum guru tersebut kemudian menghampiri anaknya yang berdiri dipojok lapangan dan langsung menganiaya anaknya hingga babak belur.
“Anak saya dipukul sama pak guru lucky sampe tidak berdaya, kaki anak saya dua-duanya dijepit. Lalu mata anak saya ditendang dengan lutut pak guru itu, hingga mata anak saya mengalami bengkak serius,” imbuhnya.
Menurutnya, oknum guru LWD berhenti menganiaya anaknya setelah adiknya (bibi korban) yang kebetulan melintas di lokasi kejadian melihat adanya tindakan penganiayaan.
“Adik saya atau bibi dari anak saya langsung bawa anak saya ke rumah, untuk memberikan pertolongan pertama kepada anak saya. Saya baru tahun kejadian ini setelah keluarga kirim beberapa foto kondisi anak saya yang mengalami sejumlah luka serius pada tubuhnya,” akunya.
Melihat foto kondisi anaknya, kata Flora, dirinya langsung kaget. Flora kemudian meminta bantuan keluarganya di kampung untuk membawa anaknya ke Waisai untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
“Saat tiba di Waisai, saya bawa anak saya ke kantor polisi dulu untuk buat laporan. Setelah diperiksa sebentar, kemudian anak saya dibawa ke rumah sakit untuk divisum. Saat ini anak saya sudah dirawat di RSUD Waisai, untuk mendapat penanganan medis secara intensif,” tegasnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, bebernya, anaknya mengalami luka dan memar serius pada beberapa bagian tubuhnya. Dimana bagian mata bengkak, tubuh bagian belakang memar dan bengkak, sama bagian rusuk.
“Rencananya besok dokter baru akan melakukan sitiscan terhadap anak saya,” ujarnya.
Sebagai ibu kandung korban, Flora berharap pihak Kepolisian dapat segera menindaklanjuti laporan polisi yang telah dibuat oleh pihak keluarga dan berharap pelaku yang juga merupakan oknum guru tersebut dapat segera ditahan dan diberikan hukuman seberat-beratnya.