Penjabat Bupati Tambrauw Engelbertus G Kocu, Kapolres Tambrauw AKBP Bendot Dwi Prasetyo, Dandim 1810/Tambrauw Letkol Inf Sugiharto dan juga anggota DPRD Kabupaten Tambrauw menggelar tatap muka bersama masyarakat yang ada di Distrik Bamus Bama, Kabupaten Tambrauw, Selasa (13/6).
Tatap muka tersebut dilakukan pasca penangkapan terhadap 19 orang yang menjadi simpatisan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) sektor Tambrauw, di Kampung Sarwom, Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, Jumat lalu (9/6).
Penjabat Bupati Tambrauw Engelbertus G Kocu mengatakan, selama ini mungkin masyarakat merasa jauh dengan Pemerintah dan juga TNI-Polri. Sehingga mereka mudah terhasut dan terprovokasi untuk melakukan hal-hal yang dilarang.
“Kegiatan hari ini adalah untuk menjalin tali silaturahmi antara Pemerintah, Polri dan TNI agar lebih dekat lagi dengan masyarakat. Karena mungkin selama ini masyarakat merasa Pemda, TNI dan Polri jauh dari mereka,” ungkapnya.
Dikatakan Kocu, situasi di Kabupaten Tambrauw sebenarnya kondusif dan aman, masyarakatnya juga baik. Sehubungan dengan kejadian Jumat lalu, kata Pj Bupati, masyarakat sebenarnya hanya ikut-ikutan atau mungkin karena mereka diintimidasi saja, sehingga mereka mau melakukan kegiatan yang dilarang.
“Peristiwa tersebut kita tidak menyalahkan masyarakat, tetapi memang belum ada yang melakukan sosialisasi terkait potensi-potensi apa yang berbahaya bagi negara. Situasi begini juga akan menimbulkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat, makanya saya ajak Kapolres dan juga Dandim untuk sama-sama tatap muka dengan masyarakat,” ujarnya.
Kata Pj Bupati, apa yang sudah terjadi di Distrik Bamus Bama, masyarakat tidak usah takut.
“Semua tetap berjalan seperti biasa dan masyarakat beraktivitas kembali seperti biasanya. Kita anggap ini hanya kesalahpahaman saja dan kurang adanya pengertian, karena mungkin selama ini kita kurang mendekatkan diri dengan masyarakat. Masyarakat tidak usah takut, karena kesalahan itu dilakukan oleh manusia biasa. Ini jadi pelajaran agar masyarakat lebih baik kedepan,” tegasnya.
Masyarakat khususnya yang ada di Bamus Bama, katanya, harus berubah agar lebih baik lagi kedepan. Peristiwa ini terjadi untuk mengingatkan semua, khususnya pemerintah.
“Nanti kita akan susun program yang menyentuh langsung ke masyarakat. Selain itu, kita juga akan sering-sering turun ke daerah-daerah di Kabupaten Tambrauw yang selama ini jarang dikunjungi dan tidak selalu di kantor,” tandasnya.
Pj Bupati Tambrauw juga mohon dukungan dari pihak gereja, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda agar menjaga Tambrauw secara keseluruhan. Terutama kepala kampung, Kocu mengingatkan agar kepala kampung dapat menjaga rumah-rumah yang ada di masing-masing kampung, kalau ada orang muka baru yang masuk harus lapor. Karena sekarang ini nama Tambrauw sudah terkenal gara-gara kejadian kemarin.
“Masyarakat tidak usah takut dengan aparat keamanan yang ada. Kalau ada aparat lewat, masyarakat tidak usah lari. TNI dan Polri ada untuk menjaga keamanan masyarakat, kalau ada apa-apa lapor ke Kapolres dan Dandim. Menjaga kamtibmas bukan saja menjadi tanggung jawab TNI Polri, tapi semua pihak yang ada di Kabupaten Tambrauw. Setiap orang dia menjaga diri dan keluarga baru menjaga lingkungan sekitar,” harapnya.
Sementara itu, Kapolres Tambrauw AKBP Bendot Dwi Prasetyo menambahkan, pihaknya menganggap apa yang terjadi kemarin merupakan suatu ketidaktahuan dari masyarakat.
“Mungkin ini juga merupakan teguran buat kami, karena selama ini kurang memberikan masukan dan pemahaman kepada masyarakat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai dasar negara hanya satu yaitu Pancasila dan bendera merah putih. Jadi tidak ada lagi hal selain itu yang boleh tumbuh dan berkembang di NKRI,” ucapnya.
Menurut Kapolres, Tanah Papua merupakan bagian dari NKRI. Oleh karena itu, dirinya berharap kedepannya jika ada orang luar yang datang masuk kesini dengan paham-paham yang ingin memerdekakan diri atau paham-paham separatis, maka masyarakat harus langsung menolaknya.
“Jangan beri ruang sedikitpun terhadap hal-hal seperti itu tumbuh di kabupaten Tambrauw. Karena sudah banyak contoh bagaimana masyarakat dikorbankan hanya untuk kepentingan segelintir orang, yang masih belum jelas apa maksud dan tujuannya,” tambahnya.
Keberadaan TNI-Polri, tegasnya, adalah untuk masyarakat.
“Apabila ada ajaran yang tidak benar masuk kesini, tolak. Semoga peristiwa Jumat kemarin menjadi pelajaran dan jangan diulangi lagi,” pungkasnya.