Berita  

Canangkan Papua Barat Daya Bersih Narkoba, Kepala BNN: Sorong Merupakan Hap Perlintasan Narkotika

Kepala BNN Republik Indonesia Komjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose mengatakan, Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya sangat rendah dalam peredaran narkoba dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia

Kepala BNN Republik Indonesia Komjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose mengatakan, Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya sangat rendah dalam peredaran narkoba dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia.

“Kalau kita lihat memang tingkat prevalensi dan daerah rawan tidak banyak di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Tetapi harus dicegah sedini mungkin, untuk tidak berkembang. Karena kalau kita lihat masih ada juga peredaran narkoba terutama jenis sabu-sabu dan ganja yang masuk dari Papua Nugini maupun dari daerah lain kesini,” ungkap Kepala BNN RI Usai memberikan Kuliah Umum di Kampus Poltekkes Kemenkes Sorong, Senin (22/5).

Menurut Petrus, dirinya sangat kagum melihat hal yang luar biasa dari Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, berkaitan dengan semangat untuk perang melawan narkotika.

“Saya ucapkan terima kasih atas kesungguhan dari Kapolda dan jajarannya, Bea Cukai dan juga tentunya BNNP Papua Barat yang amat sangat bersungguh-sungguh dalam mencanangkan Indonesia bersih narkoba atau bersinar. Bersinar narkoba bukan hanya di daerah Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi tetapi juga harus bersih di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Itu harus jaga komitmennya,” tegasnya.

Dengan program-program yang dilakukan BNN sekarang, sambungnya, mudah-mudahan angka penggunaan narkotika khususnya di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya bisa lebih ditekan lagi.

“Kita bahu membahu dalam rangka meminimalisir peredaran narkotika di Indonesia, khususnya di wilayah Papua Barat dan papua Barat Daya,” ujarnya.

Menurut Kepala BNN, pencanangan bersih narkotika dilakukan di Sorong karena merupakan hap untuk perlintasan maupun perdagangan narkotika. Sehingga perlu diantisipasi, Sorong juga merupakan pusat perdagangan dan juga merupakan tempat perlintasan.

“Pengguna narkotika bukan merupakan musuh kita, mereka adalah korban yang harus diberikan kesempatan untuk rehabilitasi. Tapi yang menjadi musuh kita adalah bandar narkotika. Secara angka di dunia, narkotika menimpa lebih banyak kepada remaja daripada dewasa,” imbuhnya.

Diakui Kepala BNN, di Papua belum ada tempat rehabilitasi untuk para pecandu narkorika. Hal ini, katanya, akan dibicarakan lebih lanjut, karena untuk membuat tempat rehabilitasi membutuhkan biaya yang besar.

“Kita akan upayakan agar ada tempat rehabilitasi disini. Untuk memutus rantai peredaran narkotika, maka BNN bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan seluruh stakeholder. Perang terhadap narkotika harus dilakukan oleh segenap komponen,” pungkasnya.

Writer: IriantiEditor: Irianti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *