Ketua Tim Pemantau Kemanusiaan di Maybrat Mananwir Paul Finsen Mayor meminta kepada Pangdam XVIII/Kasuari, untuk segera menarik kembali pasukan TNI yang beberapa hari lalu dikirim ke Kabupaten Maybrat.
“Hal ini karena adanya aduan dari masyarakat adat ke dewan adat papua wilayah III doberay, karena penurunan pasukan TNI di Kabupaten Maybrat. Oleh sebab itu, atas nama umat beragama dan masyarakat adat papua, Pangdam Kasuari segera tarik kembali pasukannya,” ungkap Mananwir Paul Finsen Mayor dalam keterangan pers, yang diterima BalleoNEWS, Senin (17/4).
Menurutnya, masyarakat adat Papua saat ini sangat ketakutan dengan kehadiran pasukan TNI yang jumlahnya sangat banyak di Kabupaten Maybrat.
“Kami khawatir mereka yang sudah kembali ke kampung halamannya, takut dan lari kembali ke hutan. Jangan lagi ciptakan kondisi yang membuat masyarakat adat papua ketakutan diatas tanah ini,” ujarnya.
Selain itu, Ketua Tim Pemantau Kemanusiaan di Maybrat juga meminta kepada Bupati dan semua muspuda di Kabupaten Maybrat untuk segera menyikapi persoalan ini dan menyatakan bahwa Maybrat aman, sehingga tidak memerlukan lagi pasukan TNI yang jumlahnya sampai ratusan orang.
“Penurunan pasukan TNI sampai ratusan orang begini bahaya sekali untuk keselamatan orang Papua di Maybrat. Kita harus memastikan kondisi kemanusiaan dan kedamaian di Kabupaten Maybrat, serta mencari solusi penyelesaian kasus Maybrat. Orang Maybrat itu mau menikmati hidup aman dan nyaman, mereka mau hidup rukun, tidak mau lari ke hutan lagi. Jadi stop kasih naik pasukan TNI, lalu mari kita bicara cari solusinya. Kalau selalu direspon dengan cara-cara seperti ini, lama-kelamaan masyarakat adat Papua akan memberontak terhadap Pemerintah karena merasa diintimidasi,” tandasnya.