Dalam rangka mempersatukan dan meningkatkan tali silaturahmi seluruh keluarga besar anak-anak Mama Jitmau baik yang berada di tanah Papua maupun diluar Papua, Komunitas Anak-anak Mama Jitmau (Yamajit) menggelar rapat konsolidasi, yang berlangsung di Gedung LJ Kompleks Kantor Walikota Sorong, Sabtu malam (15/2/2025).
Ketua Panitia Natalsen Basna menyampaikan, Komunitas Yamajit merupakan komunitas paling besar di Kabupaten Maybrat.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah mempersatukan seluruh kekuatan komunitas yamajit di seluruh tanah papua khususnya dan seluruh Indonesia umumnya,” ungkap Ketua Panitia dalam laporannya.
Lanjut Natalsen, kegiatan ini juga untuk mengkonsolidasikan menuju pembentukan organisasi yang permanen. Sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk hari ini dan jangka panjang, untuk generasi anak-anak Yamajit dan mama-mama Jitmau.
Natalsen juga membeberkan, Komunitas Mama Jitmau dibentuk berdasarkan semangat persatuan dan aspirasi bersama seluruh anggotanya. Dimana landasan hukum kegiatan ini merujuk pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 1975 dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

“Output dari kegiatan ini adalah mempersatukan kegiatan komunitas Yamajit. Selain itu, memajukan dan mengkonsolidasikan pembentukan ikatan ataupun apapun namanya yang akan kita sepakati dalam musyawarah bersama nanti,” imbuhnya.
Sementara itu, Lambert Jitmau selaku om atau mama yang ikut melahirkan komunitas anak-anak Jitmau menyatakan, ini merupakan acara kumpul keluarga.
“Orang Maybrat begini sudah, mereka suka berkumpul, saling mengenal dan mengingatkan terus kedepan,” ungkap mantan Walikota Sorong 2 periode.
Diakui Lambert, yang memiliki ide dan gagasan untuk membentuk Komunitas Anak-anak Mama Jitmau adalah mantan Menteri Prof Balthasar Kambuaya.
“Yang punya gagasan ini pak prof, karena dia mau bertemu dengan keluarganya,” ujarnya.
Menurut Lambert, segala sesuatu tidak akan bisa terjadi kalau tidak ada kekompakan dan persatuan. Oleh karena itu, dirinya berharap diantara keluarga Yamajit bisa lebih saling mengenal dan mengasihi satu dengan yang lain.
Mantan Walikota Sorong 2 periode ini juga berpesan kepada anak-anak Yamajit yang berkarir sebagai ASN, untuk bekerja baik dan tunjukkan loyalitas dengan membantu pimpinan.
“Karir itu datang dari Tuhan dan jabatan itu bisa berakhir, karena ada batas waktunya. Jadi kerja yang baik dengan menunjukkan loyalitas,” harap Lambert Jitmau.
Kemudian Balthasar Kambuaya yang merupakan inisiator pembentukan Komunitas Anak-anak Mama Jitmau menyatakan, Komunitas Mama Jitmau adalah komunitas yang menghormati seorang ibu dari marga Jitmau.
Menurut Balthasar, gerakan ini menjadi tren baru di kalangan orang A3 Maybrat. Karena dengan adanya kehadiran Komunitas Anak-anak Mama Jitmau, bisa mempererat kembali persatuan dan kesatuan diantara sesama anak-anak Mama Jitmau khususnya.
“Dengan hadirnya Kabupaten Maybrat, bukan membawa hal yang positif. Tapi juga banyak hal yang negatif, karena orang lebih berpikir soal kampung dan distriknya masing-masing. Hal ini dapat memecahkan persatuan orang-orang A3,” beber Balthasar Kambuaya.
Orang A3, sambung mantan Menteri Balthasar Kambuaya, hidup dibawah aturan yang disebut Theofani yang harus dipegang teguh. Yaitu pelihara persatuan dan kesatuan, penghormatan terhadap orang lain, menjaga kerendahan hati dan kasih.
Menurut Balthasar, hal itu kelihatan mulai pudar sejak hadirnya Kabupaten Maybrat. Jadi orang mulai berpikir hanya distrik dan kampung mereka masing-masing.
“Lalu gerakan ini mulai muncul dan saya lihat ini positif. Dimana orang mulai kumpul kembali lagi dengan jaringan satu mama marganya, kumpul jadi satu. Pasti banyak hal yang akan dikerjakan melalui adanya gerakan atau perkumpulan komunitas seperti ini,” tegasnya.
Balthasar Kambuaya juga berharap, selain pertemuan, Komunitas Anak-anak Mama Jitmau juga harus melakukan kegiatan lain seperti bakti sosial.
“Bakti sosial juga harus dilakukan setiap saat, supaya bermanfaat bagi banyak orang,” pungkasnya.