Pihak investor asal China PT Sheng Wei New Energy Tecnology bersama Pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Pemerintah Kabupaten Sorong bersama sejumlah instansi terkait menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terbatas, yang berlangsung di Rylich Panorama Hotel Sorong, Sabtu (17/3/2024).
Rakor terbatas dilaksanakan dalam rangka membahas persiapan rencana ground breaking pembangunan pabrik smelter, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
Dalam rakor terbatas itu dihadiri Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa’ad yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan George Yarangga, Pelaksana Tugas Bupati Sorong Cliff Japsenang, Direktur Utama PT Sheng Wei New Energy Tecnology Mr Ru Guo Sheng, Direktur Utama Perusda PT Malamoi Olom Wobok, Direktur PT Sino Consultan Investmen Adriana Imelda Daat dan sejumlah pimpinan serta perwakilan instansi teknis terkait.
Pantauan BalleoNews, dalam rakor terbatas ini membahas sejumlah agenda penting diantaranya kesiapan Pemerintah dan pihak investor dalam percepatan investasi di kawasan KEK Sorong.
Selain itu membahas sejumlah persiapan terkait proses Ground Breaking Pembangunan pabrik smelter nikel dan pabrik pembuatan baja di Kawasan KEK tersebut.
Tidak hanya itu, dalam yang berlangsung seoama kurang lebih 5 jam tersebut juga membahas terkait persiapan pihak pemerintah dalam penyediaan bahan baku, serta infrastruktur di kawasan ekonomi khusus sorong.
Dimana pihak investor dalam pembangunan pabrik smeleter nikel di kawasan tersebut, membutuhkan lahan seluas 1000 hektar dari 500 hektar ketersedian lahan yang sudah siap di kawasan KEK Sorong, serta sejumlah fasilitas penunjang lainnya.
Direktur Utama PT Sino Consultant Investment Indonesia Adriana Imelda Daat mengatakan, rencananya di kawasan KEK Sorong akan dibangun dua pabrik besar, yakni pabrik smelter nikel serta pabrik baja. Dimana pihak investor asal China PT Sheng Wei New Energy Technology dan satu perusahaan asal China lainnya akan menanamkan modal investasi sebesar Rp 75 triliun.
“Investasi senilai tujuh puluh lima triliun untuk pembangunan pabrik smelter nikel serta pabrik pembuatan baja, akan dilakukan dengan menggunakan metode economic green,” ungkapnya kepada BalleoNews.
Dibeberkan Adriana Imelda Daat, dalam rakor terbatas bersama pihak Pemerintah, lebih membahas kepada persiapan ground breaking pembangunan smelter nikel dan pabrik baja.
“Rakor kali ini lebih kepada persiapan ground breaking smelter dan pabrik baja,” ujar Adriana.
Menurut Adriana selaku Direktur Utama perusahaan consultan, pihaknya sebenarnya telah mendatangkan investor sejak tahun 2023 lalu. Namun kedatangan pihak investor kali ini, lebih kepada melihat kondisi terkini terkait ketersediaan bahan baku serta fasilitas penunjang lainya.
“Kalau untuk mendatangkan investor sendiri, kami selaku fasilitator sudah sejak tahun lalu. Hanya kali ini mereka datang dengan kondisi siap berinvestasi sekaligus melihat kondisi ketersedian bahan baku, kemudian fasilitas sarana prasarana infrastruktur. Hari ini mereka datang dengan tim yang lebih lengkap, karena mereka sudah siap untuk berinvestasi disini,” tegas Adriana.
Dari hasil peninjauan di KEK Sorong, lanjut Adriana, pihak investor telah memastikan KEK Sorong layak dijadikan tempat berinvestasi.
“Setelah melakukan peninjauan, mereka (investor) sudah memastikan bahwa kawasan ekonomi khusus kabupaten sorong layak untuk mereka melakukan investasi disini,” tegas Adriana yang juga mantan Ketua HIPMI Papua Barat.
Lebih lanjut kata Adriana, untuk kebutuhan tenaga kerja pada dua pabrik yang akan di bangun di KEK Sorong, membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3000 orang yang akan diterima secara bertahap. Dimana menurut Adriana diharapkan tenaga yang dilibatkan paling banyak adalah putra daerah atau orang asli papua.
“Diperkirakan untuk tahap awal membutuhkan sebanyak 3000 tenaga kerja, namun akan direkrut secara bertahap. Kami berharap tenaga kerja putra daerah bisa lebih banyak dilibatkan,” harapnya.
Direktur Utama Adriana Daat berharap, para tenaga kerja yang telah mengetahui adanya informasi pembangunan smelter nikel dan pabrik baja ini dapat menyiapkan diri dari awal.
“Maka itu kami berharap dari sekarang, Ketika mendengar bahwa akan dibangun smelter dan pabrik baja, maka masing-masing dapat mempersiapkan diri. Sehingga wakrtunya tiba mereka juga siap untuk bersaing,” tegas Adriana.
Adriana jug berharap, dengan dibangunnya pabrik smelter nikel serta pabrik pembuatan baja di KEK Sorong, diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah serta membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP).
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan George Yarangga yang mewakili Penjabat Gubernur PBD mengatakan, Pemprov Papua Barat Daya sangat mendukung penuh investasi pembangunan smelter di KEK Sorong, Kabupaten Sorong.
“Bapak penjabat gubernur papua barat daya sudah berkomitmen agar kita semua bisa bersinergi dengan baik, agar pembangunan smelter nikel dan pabrik baja di KEK Sorong bisa berjalan dengan baik,” beber George Yarangga.
Keberadaan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, sambung George, dalam rakor terbatas ini juga diharapkan dapat menyelesaikan setiap hambatan-hambatan yang ada dalam proses investasi tersebut.
“Diharapkan dengan pertemuan ini, ada tindak lanjutnya dan ada titik terang. Masalah-masalah dimana yang mungkin ada kendala-kendala dalam tahapan investasi ini, harus kita ketemu dan bisa diselesaikan dengan intervensi pemerintah. Agar proses percepatan investasi ground breaking pabrik smelter ini dapat berjakan dengan baik,” tandas George.
Sementara itu, Investor asal Cina yang juga merupakan Direktur PT Sheng Wei New Energy Technology Mr Ru Guo Sheng mengaku, sangat bahagia atas sambutan hangat Pemerintah Indonesia bagi pihaknya yang akan berivestasi di KEK Sorong.
Menurutnya, dengan mengusung program green economic Mr Ru berharap, seluruh proses investasi bersama Pemerintah Indonesia dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sorong dan Pemprov Papua Barat Daya dapat berjalan sesuai rencana.
Sebagai pihak investor lanjut Mr Ru Guo Sheng, pihaknya berkomitmen menyiapkan seluruh persyaratan untuk melakukan investasi di tanah Papua, khusunya di Kabupaten Sorong.
Usai Rakor terbatas selanjutnya dilaksanakan penandatanganan Berita Acara komitmen antara pihak investor dan Pemerintah, dalam rangka persiapan Ground Breaking pembangunan smelter dan pabrik baja di kawasan ekonomi khusus yang rencananya akan dimulai pada awal bulan juni 2024.
Sebelum digelar rapat koordinasi terbatas, sehari sebelumnya yakni Jumat 15/3/2024, pihak investor meninjau Kawasan KEK Sorong untuk melihat dari dekat kesiapan infrastruktur yang akan digunakan sebagai fasilitas pendukung pembangunan pabrik smelter dan pabrik baja.
Sejumlah titik yang dikunjungi, diantaranya kawasan pelabuhan KEK Sorong, Kawasan PLTG Kabupaten Sorong dan Pelabuhan Laut milik PT Petro Sea Sorong yang rencananya akan digunakan sebagai fasilitas pendukung sementara dalam pembangunan pabrik smelter dan pabrik baja dengan nilai investasi triliunan rupiah.