Calon Walikota Sorong Auguste CR Sagrim mengatakan, perasaannya kini sudah merasa senang dan sukacita. Hal ini dikarenakan dirinya dan pasangannya calon Wakil Walikota Sorong Syaiful Maliki Arif telah mendaftar ke KPU Kota Sorong.
“Kami berterima kasih karena berkas-berkas kami diterima dengan baik dan dinyatakan lengkap oleh KPU Kota Sorong. Tentu perasaan kami senang dan sukacita, tapi di balik itu juga ada yang harus kami siapkan terkait dengan pemeriksaan kesehatan atau medical check up,” ungkap Gusti Sagrim kepada awak media, usai mendaftar ke KPU Kota Sorong, Rabu (28/8/2024).
Diakui Gusti, dirinya dan calon wakil walikota memang sempat menunggu sekitar 3 jam sebelum melakukan pendaftaran. Hal ini disebabkan karena adanya masalah proses sinkronisasi pada aplikasi Silonkada.
“Yang membuat kita harus menunggu lama adalah proses sinkronisasi pada silonkada,” ujarnya.
Gusti Sagrim kemudian menyatakan, sebagai calon Walikota Sorong, dirinya ingin tanah maladum (Kota Sorong) yang aman dari banjir, begal dan sampah.
“Kita ingin kembalikan Kota Sorong ke masa yang dulu. Maladum yang bersih, maladum yang ramah dan maladum yang kemudian bisa terbuka untuk semua orang datang dan berinvestasi disini. Itu yang akan kami lakukan jika Tuhan berkehendak dan mengizinkan kami untuk memimpin rakyat Kota Sorong,” tegasnya.
Selanjutnya kata Gusti, untuk merebut hati masyarakat Kota Sorong tidak diperlukan strategi khusus. Hal ini dikarenajan masyarakat sudah tahu siapa Gusti Sagrim dan Syaiful Maliki Arif.
“Kami bukan orang dari luar Kota Sorong, kami orang yang tinggal di Maladum. Kami orang yang sepuluh tahun berpolitik di negeri ini dan masyarakat tahu kami. Ada hal baik yang kami telah buat, yang tidak perlu kami gembar-gemborkan. Kami bekerja dan memberi dalam diam. Orang tahu dan orang bisa ukur apa yang telah kami buat selama ini,” bebernya.
“Kami berdua sudah ada di medan perang, hanya ada dua pilihan. Pulang membawa kemenangan dengan masyarakat atau mati sebagai kesatria,” tambah Gusti.
Sebagai anggota DPRD Provinsi Papua Barat Daya terpilih, Gusti Sagrim menegaskan bahwa dirinya sudah mengajukan surat pengunduran diri.
“Kami bukan pecundang, kami petarung sejati. Kalau mengundurkan diri itu sudah biasa,” imbuhnya.
Diakui Gusti, menjadi anggota DPR, dirinya susah melakukan perubahan. Hal ini dikarenakan kebijakan legislatif tidak bisa didengar oleh eksekutif.
“Maka kami harus ambil posisi eksekutif, supaya semua ide gagasan yang ada di dalam otak kami bisa dituangkan untuk memperbaiki maladum tercinta. Kalau kota ini baik-baik saja dan tidak butuh perubahan, saya mendingan berlabuh dan tidur di saya punya pulau yang indah yaitu sebagai anggota DPRD Provinsi Papua Barat Daya. Tapi saya lihat kota ini perlu diperbaiki, maladum ini perlu ada perubahan. Oleh karena desakan itu, maka saya menawarkan diri saya berikhtiar untuk bagaimana bersama bang Syaiful Maliki Arif, membangun Kota Sorong yang lebih baik,” tandasnya.
Inti dari semua ini, kata Gusti, adalah Kota Sorong perlu ada perbaikan yang luar biasa.
“Kami butuh sprinter untuk memperbaiki kota ini dengan berlari cepat, karena lima tahun bukan waktu yang lama. Lima tahun merupakan waktu yang sangat singkat untuk memperbaiki kota ini, bahkan sepuluh tahun juga profesor pun tidak bisa merubah kota Sorong yang sudah rusak dan carut marut. Tapi kami berikhtiar, Insya Allah jika Tuhan berkehendak kami ingin memberikan yang terbaik buat masyarakat Kota Sorong,” pungkasnya.