Raja Ampat — Pelatihan Kerajinan Kerang yang digelar Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Provinsi Papua Barat Daya di Kabupaten Raja Ampat resmi ditutup, Jumat (5/12/2025).

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pelatihan sebelumnya yang telah dilaksanakan di Bali dengan narasumber yang sama, sebagai bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dalam meningkatkan keterampilan ekonomi perempuan Papua.
Kepala Dinas Sosial P3A Papua Barat Daya Dr Anace Nauw, SH., MH yang diwakili Sekretaris Dinas Rosiana Kambu, SH menjelaskan, perhatian pemerintah terhadap penguatan ekonomi mama-mama Papua, khususnya di Raja Ampat, sangat besar.
Para peserta mendapat sertifikat setelah mengikuti pelatihan kerajinan kerang, foto: Yanti/BalleoNews
“Pelatihan ini adalah tindak lanjut dari kegiatan pertama yang kami lakukan di Bali. Ini bukti bahwa perhatian Gubernur dan Pemerintah Provinsi melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan sangat besar terhadap mama-mama di Raja Ampat,” ujar Rosiana.
Ia menyampaikan apresiasi kepada para narasumber dari Bali, yang telah membagikan keterampilan dan pengetahuan kepada peserta dari lima kampung di Raja Ampat.

Rosiana berharap, keterampilan tersebut tidak hanya berhenti di pelatihan. Tetapi bisa diterapkan dan dikembangkan, sehingga bisa menjadi sumber penghasilan untuk memperkuat ekonomi keluarga.
“Semoga ilmu yang ditularkan tidak berhenti disini. Ibu-ibu bisa membentuk kelompok baru, mengembangkan kerajinan mereka dan menjadikannya mata pencaharian,” tambahnya.
Penyerahan cindera mata dari peserta untuk kedua narasumber, foto: Yanti/BalleoNews
Menurut Rosiana, antusiasme peserta sangat tinggi dalam mengikuti pelatihan. Dimana selama hampir satu minggu pelatihan, karya-karya mereka sudah terlihat nyata dan membanggakan. Bahkan, para peserta meminta agar pelatihan serupa dapat digelar kembali tahun depan.
Ia juga menyampaikan aspirasi peserta yang berharap pemerintah dapat menyediakan tempat khusus untuk memajang dan menjual hasil kerajinan mereka, misalnya di pelabuhan atau bandara.

“Ini akan menjadi perhatian kami di provinsi dan juga kami harapkan menjadi perhatian dari Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Kami akan melaporkan berjenjang kepada pimpinan bahwa mama-mama membutuhkan tempat untuk menitipkan dan menjual karya mereka,” ujarnya.
Rosiana turut mengapresiasi dukungan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, yang telah menyiapkan fasilitas serta membantu kelancaran pelatihan.

Sementara itu, Anggota DPRK Raja Ampat Ruben Sawiyai yang hadir dalam kegiatan penutupan, mendorong para peserta untuk terus mempraktikkan ilmu yang telah diperoleh.
“Harapan saya, ibu-ibu selalu meningkatkan dan mengulang apa yang didapat dari para instruktur. Ketika pulang ke kampung, lakukan itu. Karena kedepan UMKM-lah yang menopang majunya pariwisata di Raja Ampat,” ujar Ruben.

Ia menegaskan, Raja Ampat merupakan destinasi wisata bertaraf internasional, sehingga produk-produk UMKM juga harus mampu bersaing di pasar global.
Ruben pun membuka peluang bagi pemerintah kabupaten, untuk menyelenggarakan pelatihan serupa dimasa mendatang.

“Kegiatan ini tidak boleh putus dan harus terus dilaksanakan. Terima kasih kepada para instruktur yang sudah jauh-jauh datang dari Bali,” ungkapnya.

Di akhir kegiatan, Sekretaris Dinas Sosial P3A Papua Barat Daya menegaskan komitmen untuk memastikan para peserta mampu mandiri setelah pelatihan. Pemerintah berharap, keterampilan kerajinan kerang dapat berkembang menjadi usaha berkelanjutan yang memperkuat ketahanan ekonomi keluarga di Raja Ampat.
Kegiatan penutupan pelatihan kerajinan kerang tampak dihadiri Ketua GOW Kabupaten Raja Ampat yang juga merupakan istri dari Wakil Bupati Raja Ampat, TP-PKK Kabupaten Raja Ampat, serta perwakilan Dinas Sosial dan Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat.













