Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan (LHKP) Provinsi Papua Barat Daya menggelar sosialisasi Program Adiwiyata, sebagai upaya memperkuat pendidikan karakter dan budaya peduli lingkungan di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Kepala Dinas LHKP Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu menjelaskan, Adiwiyata merupakan program nasional yang bertujuan membentuk sekolah berbudaya lingkungan sebagai fondasi perilaku generasi mendatang.
“Ilmunya penting, tapi karakter jauh lebih penting. Sekolah berbudaya lingkungan itu merubah perilaku tidak membuang sampah sembarangan, hemat energi dan memahami bagaimana menjaga bumi agar tidak semakin panas,” jelas Kelly disela-sela sosialisasi, yang berlangsung di Rylich Panorama Hotel Sorong, Rabu (26/11/2025).

Dalam kegiatan ini, Dinas LHKP turut menghadirkan sekolah berprestasi, yaitu SMP Negeri 2 Jayapura yang telah meraih penghargaan Adiwiyata. Selain itu, narasumber dari kementerian juga diundang untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada para guru sebagai ujung tombak pelaksanaan program.
“Kami ingin guru-guru menjadi penyemai benih-benih karakter berbudaya lingkungan. Tujuan akhirnya adalah semua merasa bertanggung jawab menjaga bumi ini,” kata Kelly.
Kelly juga menegaskan, pentingnya kesadaran lingkungan sejak dini, mengingat dunia sedang menghadapi tiga krisis global. Yakni krisis iklim, polusi dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Menurutnya, jika langkah nyata tidak dimulai sekarang, generasi tahun 2045 berpotensi tumbuh dalam kondisi lingkungan yang memprihatinkan. Seperti air tercemar, udara penuh polusi, sampai ancaman mikroplastik dalam makanan sehari-hari.
“Generasi emas 2045 harus sehat, cerdas, produktif. Itu hanya mungkin jika mereka dibentuk menjadi generasi berbudaya lingkungan sejak hari ini,” tegasnya.
Kadis LHKP optimis, Papua Barat Daya mampu menyamai daerah-daerah lain yang sudah sukses meraih penghargaan Adiwiyata tingkat nasional. Ia mencontohkan, Kota Sorong sebelumnya pernah mencatatkan prestasi melalui SD Negeri 109 Perumnas.
“Kalau Papua bisa mendapatkan penghargaan, Papua Barat Daya juga pasti bisa. Ini tinggal bagaimana komitmen pembinaan dan kolaborasi semua pihak,” ujarnya.
Sosialisasi ini merupakan hasil kolaborasi Dinas LHKP dengan Dinas Pendidikan Papua Barat Daya, sebagai langkah sinergis membangun pendidikan karakter.

Kelly menekankan, pertumbuhan ekonomi dan pelestarian ekologi tidak boleh dipertentangkan. Keduanya harus berjalan seimbang agar keberlanjutan tetap terjaga.
“Pertumbuhan ekonomi boleh naik, tetapi ekologi juga harus meningkat. Kita harus mencari solusi yang menyatukan keduanya,” tandasnya.
Ia berharap, program Adiwiyata menjadi pintu masuk untuk membangun generasi yang mampu menghadapi tantangan masa depan, termasuk persaingan di era robotik dan kecerdasan buatan.
“Kita ingin saat pensiun nanti, kita meninggalkan bumi yang sehat bukan yang tercemar. Karena itu generasi hari ini harus kuat, sadar lingkungan dan siap menghadapi masa depan,” tutupnya.













