Raja Ampat — Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Papua Barat Daya menggelar Pelatihan Kerajinan Kerang di Kabupaten Raja Ampat, Selasa (2/12/2025).

Kegiatan ini diikuti 100 pengrajin perempuan dari Kampung Friwen, Yembeser, Lapintol dan Sapokren.

Ketua Panitia yang juga Sekretaris Dinas Sosial P3A PBD Rosiana Kambu menjelaskan, Papua Barat Daya memiliki potensi sumber daya kelautan yang sangat besar, khususnya komoditas kerang.
Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal akibat minimnya keterampilan masyarakat pesisir dalam mengolah hasil laut menjadi produk bernilai ekonomi.

“Pelatihan ini adalah solusi strategis untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dan membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi perempuan pengrajin. Selain meningkatkan pendapatan, kegiatan ini juga mendorong pemberdayaan perempuan, pengembangan ekonomi kreatif dan mendukung sektor pariwisata,” ujar Rosiana dalam Pembukaan Pelatihan Kerajinan Kerang, yang berlangsung di Gedung Pari, Kabupaten Raja Ampat, Selasa (2/12/2025).
Rosiana menambahkan, pelatihan ini merupakan tahap lanjutan, setelah sebelumnya peserta mengikuti pelatihan serupa di Bali. Pelatihan tahap kedua ini berlangsung pada 2–6 Desember 2025 dan menghadirkan instruktur profesional yang didatangkan langsung dari Bali.

Sementara itu, Bupati Raja Ampat melalui Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Manaf Sangadji memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, khususnya Gubernur PBD, atas perhatian besar terhadap pengembangan industri kreatif di Raja Ampat.
“Pemerintah Kabupaten Raja Ampat berkomitmen mendukung penuh upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan industri kreatif berbasis kearifan lokal,” ujarnya.

Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Pengembangan Otonomi Khusus Beatriks Msiren menegaskan, kerang bukan hanya komoditas laut, tetapi memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi ketika diolah menjadi produk kerajinan.
“Kerajinan kerang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi industri kreatif yang mampu memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah. Selain itu, kerajinan ini juga dapat menjadi sarana pelestarian budaya lokal sekaligus memperkuat citra Papua Barat Daya sebagai destinasi wisata,” kata Beatriks.

Ia berharap, seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan serius dan memanfaatkan kesempatan untuk bertanya, berdiskusi dan bertukar pengalaman.
“Jadikan pelatihan ini momentum untuk meningkatkan keterampilan dan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memiliki daya saing dan nilai jual,” tutupnya.

Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menghadirkan generasi pengrajin baru di wilayah pesisir Raja Ampat sekaligus membuka peluang usaha kreatif yang berkelanjutan bagi perempuan Papua Barat Daya.














