Sorong — Sebagai seorang pendeta, Daniel Liline (58) memahami betul arti tolong-menolong dalam kehidupan. Namun kali ini, ia sendiri yang merasakan manfaat dari gotong royong melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
Saat ditemui, Daniel mengungkapkan Program JKN sangat membatu proses pengobatan istrinya yang kini sedang menjalani perawatan karena sakit yang cukup serius.
“Dampak Program JKN bagi saya dan keluarga sangat besar, istri saya sakit liver dan sudah menjalani pengobatan sejak beberapa waktu lalu. Dari awal kami memakai JKN dan itu sangat membantu karena semua biaya ditaggung BPJS,” ungkap Daniel.
Dia selanjutnya menceritakan perjalanan pengobatan istrinya yang cukup panjang. Semuanya dimulai dari pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sorong dr. J.P. Wanane, tempat pertama kali istrinya didiagnosis. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dengan dokter spesialis, diketahui penyakit yang diderita istrinya sudah cukup berat dan memerlukan penanganan lanjutan di rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap. Melalui sistem rujukan berjenjang yang diterapkan BPJS Kesehatan, ia kemudian mendapatkan rujukan ke RS Siloam Kota Manado untuk menjalani perawatan lanjutan.
“Setelah dari RSUD JP Wanane, kami dirujuk ke RS Siloam Manado. Di sana kami dilayani dengan baik. Petugas BPJS di rumah sakit juga membantu dan memberi solusi ketika kami butuh penjelasan soal proses perawatan. Kami benar-benar dibantu dari awal hingga rujukan, semua berjalan lancar,” katanya.
Saat ini, istrinya sedang menjalani perawatan di RS Sele Be Solu dan sudah lebih dari seminggu dirawat. Seluruh biaya, mulai dari rawat inap, pemeriksaan, hingga obat-obatan, ditanggung oleh Program JKN. Daniel menyampaikan, selama proses tersebut, pelayanan di setiap rumah sakit yang dikunjungi berjalan baik, cepat dan tidak ada yang dipersulit.
“Selama kami dirawat, tidak ada biaya yang dikenakan. Prosesnya mudah, dan obat-obatan juga disiapkan dengan baik. Kami merasa sangat terbantu karena saya bisa fokus mendampingi keluarga tanpa harus memikirkan biaya pengobatan yang cukup besar,” ujarnya.
Sebagai peserta Program JKN segmen Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), Daniel merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari program ini. Menurutnya, program ini memberikan perlindungan kesehatan yang sangat penting, terutama saat menghadapi situasi medis yang membutuhkan biaya besar.
“Program JKN benar-benar membantu kami dalam menjalani pengobatan. Biaya pengobatan tentu tidak kecil jika harus dibayarkan sendiri. Dengan adanya BPJS, semuanya menjadi lebih ringan, apalagi saat ini cukup menunjukkan KTP bisa langsung dilayani,” tuturnya.
Selain merasakan langsung manfaatnya, Daniel juga aktif menyampaikan kepada jemaat dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya agar memahami pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ia menilai masih banyak masyarakat yang belum peduli, padahal program ini sangat berguna ketika dibutuhkan.
“Saya selalu menghimbau jemaat saya, jangan tunggu sakit baru mau urus BPJS. Kadang mereka sakit tapi tidak punya uang, akhirnya tidak pergi berobat. Padahal kalau sudah jadi peserta, bisa langsung berobat tanpa khawatir soal biaya.” ucapnya.
Program JKN hadir untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang layak. Dengan prinsip gotong royong, peserta yang sehat membantu peserta yang sedang sakit dan peserta yang mampu turut meringankan beban peserta lain yang membutuhkan. Pemerintah juga menanggung iuran bagi masyarakat yang terdaftar sebagai segmen kepesertaan PBI seperti keluarga Daniel, agar mereka tetap mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa hambatan biaya.
“Harapan saya, BPJS Kesehatan bisa lebih menjangkau masyarakat di daerah-daerah terpencil supaya mereka juga bisa merasakan manfaatnya. Masih banyak masyarakat yang belum tahu atau belum punya akses, jadi perlu ada upaya lebih untuk menjangkau mereka,” pesannya. (*)













