Sorong — Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Papua Barat Daya mengadakan kunjungan kasih ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang mencakup jenjang SD, SMP dan SMA di Kota Sorong, Sabtu (1/11/2025).
Kegiatan ini bertujuan mempererat silaturahmi, sekaligus memberikan bantuan serta dukungan moral bagi para guru dan peserta didik di sekolah tersebut.
Ketua Umum BKOW Papua Barat Daya, Ida Priyanti Nausrau, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk kepedulian dan kasih sayang terhadap anak-anak berkebutuhan khusus serta penghargaan bagi para guru yang mengabdikan diri dengan penuh kesabaran.
“Harapan kami, anak-anak teruslah mengejar cita-cita. Masa depan yang cerah menanti. Jangan terhambat dengan kondisi yang ada, karena Tuhan senantiasa bersama kita. Kita masih punya orang tua yang tulus menyayangi kita, meskipun dengan segala keterbatasan,” ujarnya.

Ida juga memberikan apresiasi tinggi kepada para guru di SLB, yang telah dengan sabar dan tulus mendidik anak-anak dengan berbagai kebutuhan khusus.
Menurutnya, tidak semua guru memiliki kemampuan dan ketulusan untuk mengajar anak-anak istimewa.
“Kami datang juga untuk memberikan bantuan. Bantuan ini memang tidak seberapa, tapi semoga bermanfaat bagi semuanya. Semoga kehadiran kami membawa keberkahan dan kebahagiaan untuk kita semua,” ujar Ida.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD SLB Kota Sorong, Sukamta, menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaan atas perhatian yang diberikan BKOW.
“Kunjungan kasih ini menjadi dorongan semangat yang besar bagi kami para guru dan anak-anak. Kehadiran BKOW memberikan kebahagiaan tersendiri bagi keluarga besar SLB Kota Sorong,” ujarnya.

Sukamta menjelaskan, dalam satu kompleks pendidikan terdapat tiga jenjang, yakni SDLB dengan 101 murid dan 18 guru, SMPLB dengan 47 murid dan 10 guru, serta SMALB dengan 34 murid dan 11 guru.
Sekolah ini melayani peserta didik dengan berbagai hambatan, seperti hambatan penglihatan, pendengaran, berpikir, fisik, dan autisme.
Lanjutnya, SLB Kota Sorong telah berdiri sejak 1982 dan mulai beroperasi pada 1984 dengan hanya dua guru pendidikan khusus. Pada 2009, sekolah mulai merintis jenjang SMPLB dan pada 2012 menambah jenjang SMALB untuk menampung lulusan yang ingin melanjutkan pendidikan.
“Kami percaya, di balik kekurangan anak-anak kami, Tuhan pasti memberi kelebihan. Kami berusaha mendidik mereka agar kelak bisa mandiri,” kata Sukamta.

Ia menambahkan, sejumlah alumni SLB kini telah mampu mandiri, bahkan ada yang berprestasi di bidang seni seperti bernyanyi dari panggung ke panggung.
Sukamta juga menuturkan, dua bulan lalu tepatnya 10 September 2025, sekolah baru saja meresmikan ruang baru yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Papua Barat Daya. Pada kesempatan itu pula dilepas kontingen pramuka berkebutuhan khusus yang mewakili provinsi ke perkemahan di Cibubur.
“Kami bangga karena kontingen dari Papua Barat Daya berhasil meraih juara 2 karnaval budaya di ajang tersebut, dan prestasi ini sudah diraih dua tahun berturut-turut,” ungkapnya.
Sukamta juga menyampaikan, seluruh operasional sekolah dibiayai melalui Dana BOS, tanpa pungutan kepada orang tua murid. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban keluarga dan memastikan pendidikan tetap inklusif serta terjangkau bagi semua.













