Berita  

Kilang Kasim Sabet Penghargaan ISRA Award Gold Medal

PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim terus berkomitmen dalam menjaga keberlanjutan kelestarian keanekaragaman hayati.

Hal ini terbukti dalam torehan prestasi Gold Medal kategori Biodiversity Conservation di ajang ISRA Award, yang diselenggarakan di Hotel Alana, Yogyakarta, Kamis (10/7/2025).

Prestasi ini adalah wujud nyata sinergi bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat dan KTH Warkesi, dalam menginisiasi program Kolaborasi Mengelola Kawasan Penyangga Area (KOMPAK).

Vice Chairperson of ISRA Karinandini Zahra Ineza menyerukan semangat kepada setiap perusahaan maupun instansi, untuk terus menjaga aspek keberlanjutan lingkungan hidup dalam menjalankan operasional.

“ISRA Award merupakan bentuk apresiasi kepada setiap perusahan yang selalu mengedepankan aspek ESG dalam menjalankan operasional perusahaan yang tak hanya berfokus kepada profit, namun juga menjaga kelestarian lingkungan hidup. Mari kita bersama berkolaborasi dan bergandeng dalam tanggung jawab keberlanjutan kelestarian alam Indonesia,” ucapnya.

Hasil inventarisasi yang dilakukan oleh BBKSDA Papua Barat pada bulan September 2020 di Cagar Alam Waigeo Barat seluas 425 hektar, cendrawasih merah (paradisaea rubra) hanya dijumpai 76 individu yang berarti hanya memiliki kepadatan populasi 0,18 individu per hektar.

Sedangkan untuk cendrawasih botak (Cicinnurus respublica) hanya dijumpai 68 individu atau memiliki kepadatan populasi 0,16 individu per hektar.

Kondisi populasi itu menjadikan kedua jenis burung cendrawasih tersebut termasuk jenis yang dengan status konservasi rentan terancam (NT) berdasarkan IUCN Redlist, serta masuk kedalam jenis-jenis yang dilindungi berdasarkan Permen LHK No 20 tahun 2018.

Hal ini diakui oleh Pjs Area Manager Communication, Relations, CSR & Compliance Bambang Imawan, bahwa fenomena yang terjadi merupakan kerugian untuk kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia timur, program KOMPAK menjadi jawaban dari permasalahan yang ada di lingkungan Warkesi.

“Dalam program ini berjalan, terbukti mampu meningkatkan populasi burung cendrawasih merah yang awalnya hanya teramati 3-5 individu menjadi 12-15 individu. Sedangkan untuk cendrawasih botak meningkat dari 3 individu menjadi 5 individu. Ditambah lagi, wisata birdwatching dan jungletrekking ini mampu mendatangkan wisatawan lebih 1300 wisatawan dalam dan luar negeri,” ungkapnya.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Bambang Imawan, masih terdapat sejumlah tantangan seperti peningkatan kualitas sarana wisata, kesinambungan kegiatan edukasi lingkungan dan perlunya penguatan kelembagaan lokal agar program dapat berjalan lebih mandiri di masa mendatang.

“Secara keseluruhan, evaluasi program KOMPAK menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif antara sektor industri, pemerintah, dan masyarakat mampu memberikan hasil nyata bagi pelestarian alam dan pemberdayaan warga di sekitar kawasan konservasi.
Pelaksanaan program KOMPAK menunjukkan bahwa konservasi berbasis kolaborasi bukan hanya menjaga alam, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat untuk mendapatkan manfaat langsung dari hutan yang lestari secara berkelanjutan,” pungkasnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *