Di tengah hangatnya sinar matahari pagi di Distrik Sorong Barat, barisan bibit pohon tampak berjajar rapi di atas hamparan tanah yang mulai dihijaukan kembali.
Selasa (27/5/2025) menjadi hari penting bagi Pertamina EP (PEP) Papua Field, bagian dari Zona 14 Regional Indonesia Timur Subholding Hulu Pertamina, saat secara simbolis dimulainya aksi penanaman 110.000 pohon dalam rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kelurahan Klawasi dan Pal Putih, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Kegiatan ini bukan sekedar seremoni, melainkan bagian dari perjalanan panjang menuju keingintahuan lingkungan, sebuah langkah nyata dalam mewujudkan semangat “Collaboration for Sustainability”.
Momentum tersebut turut serta hadirnya sejumlah tokoh penting. Diantaranya Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq, Wakil Gubernur Papua Barat Daya Ahmad Nausrau, Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim, serta Direktur Jenderal PDASRHD Dyah Murtiningsih dan Kepala SKK Migas Pamalu Mardianto.
Dari pihak Pertamina, hadir Direktur 4 Pertamina EP Muhamad Arifin, General Manager Zona 14 Dadang Soewargono, serta jajaran manajemen lainnya.
Penanaman ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6698 Tahun 2024, sebagai bentuk pemenuhan atas Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) seluas 117,31 hektar yang digunakan untuk operasional migas oleh SKK Migas – PT Pertamina EP.

Program rehabilitasi ini akan dijalankan secara berkelanjutan hingga tahun 2028, mencakup pemeliharaan dan pemantauan rutin agar setiap bibit tumbuh menjadi bagian dari ekosistem hutan yang lestari.
Diatas lahan seluas 130 hektar, Pertamina EP Papua Field menanam 110.000 bibit pohon dengan pola tanam intensif, yakni 625 pohon per hektar.
Jenis tanaman yang dipilih menggambarkan keseimbangan antara fungsi ekologis dan manfaat sosial ekonomi masyarakat. Sekitar 60 persen terdiri dari tanaman kayu seperti merbau, matoa, linggua dan sengon. Sementara 40 persen lainnya merupakan tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti rambutan, durian dan pinang.
“Ini bukan sekedar menanam pohon, tapi menanam harapan,” ujar Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau.
Wakil Gubernur Papua Barat Daya juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pertamina EP, atas aksi nyata ini.
“Semoga menjadi tradisi baik yang diwariskan kepada generasi mendatang, demi keberlanjutan lingkungan di Tanah Papua,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Kehutanan RI, Sulaiman Umar Siddiq, menilai kegiatan ini sejalan dengan arah kebijakan nasional di bidang kehutanan.
“Kami di Kementerian telah menetapkan Rencana Strategis 2025 yang fokus pada tiga hal. Yaitu ketahanan pangan, ketersediaan udara dan energi berkelanjutan. Aksi tanam pohon ini merupakan wujud nyata upaya kita bersama dalam merawat dan melestarikan bumi,” ujarnya.
Bagi Pertamina EP, kegiatan ini bukan hanya kewajiban regulatif, tetapi juga manifestasi dari nilai keberlanjutan yang dijalankan dalam prinsip Environment, Social and Governance (ESG).

“Kegiatan ini adalah bentuk kepatuhan terhadap IPPKH, namun juga memperkuat aspek sosial melalui kolaborasi dan pelibatan masyarakat dalam penanaman serta perawatan pohon,” jelas Direktur 4 Pertamina EP, Muhamad Arifin.
Pihaknya juga ingin memastikan bahwa keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat berjalan beriringan.
Upaya penghijauan yang dilakukan Pertamina bukanlah hal baru. Pada tahun 2024, Subholding Hulu Pertamina Regional Indonesia Timur telah melaksanakan reboisasi besar-besaran melalui unit bisnis lain. Yaitu Pertamina EP Cepu yang menanam 183.771 pohon di Kabupaten Blitar dan 150.000 pohon di Kabupaten Cianjur.

Program ini menjadi bagian integral dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam memenuhi kewajiban lingkungan dan mendukung target nasional penurunan emisi karbon.
Di Klawasi dan Pal Putih, ratusan tangan masyarakat bersama para pekerja energi menancapkan bibit-bibit muda ke tanah, diiringi doa agar tumbuh menjadi rimbun pelindung bumi.
Bagi Pertamina EP Papua Field, aksi ini adalah bukti bahwa kegiatan hulu migas dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.
Di balik setiap pohon yang ditanam, tersimpan pesan kuat bahwa energi dan keabadian bukanlah dua hal yang bertolak belakang, melainkan dua sisi dari satu tujuan besar yang menjaga kehidupan di Bumi Papua dan Indonesia.













