Mantan Walikota Sorong 2 periode Lamberthus Jitmau menyalurkan hak pilihnya dalam Pilkada Serentak 2024, di TPS 12 Kelurahan Klabulu, Distrik Malaimsimsa, Kota Sorong, Rabu (27/11/2024).
Pantauan BalleoNews, Lambert Jitmau tiba di TPS yang lokasinya berhadapan dengan kediaman pribadinya di Malanu sekitar pukul 08.15 WIT.
Lambert datang menyalurkan hak pilihnya dengan didampingi istri tercinta Petronela Kambuaya, yang saat ini maju sebagai calon Walikota Sorong nomor urut 1 pada Pilkada Kota Sorong tahun 2024.
Petronela Kambuaya yang mengenakan baju kemeja berwarna kuning dan Lambert Jitmau yang memakai baju kemeja warna putih, tampak ramah dan sumringah menyapa satu persatu petugas KPPS dan juga masyarakat yang datang mencoblos di TPS 12 Kelurahan Klabulu.
“Saya harap masyarakat Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya semua harus datang ke TPS dan salurkan hak pilihnya, jangan Golput,” harap Lambert Jitmau dan juga calon Walikota Sorong nomor urut 1 Petronela Kambuaya usai mencoblos di TPS 12 Klabulu.
Keduanya juga meminta, agar masyarakat dalam menentukan pilihan jangan melihat janji-janji dan euforia sesaat. Tetapi masyarakat harus memilih pemimpin dengan hati yang arif dan bijak, karena satu suara menentukan pembangunan di Kota Sorong khususnya dan Provinsi Papua Barat Daya selama 5 tahun kedepan.
“Semua warga harus melihat dan mempertimbangkan dengan baik siapa yang akan dipilih, untuk memimpin kota dan provinsi ini kedepan,” ungkap Lambert.
Menurut Mantan Walikota Sorong 2 periode ini, bahwa yang bisa memimpin di Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya adalah yang bisa merangkul semua perbedaan yang ada. Supaya perbedaan itu bisa menjadi satu modal utama, untuk membangun Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya umumnya.
“Kota ini rawan konflik, tapi itu semua tergantung pemimpin. Yang bisa memimpin Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya bukan pemimpin yang arogan, tidak bisa,” tegas Lambert.
Mantan orang nomor satu di Kota Sorong ini juga mengatakan, apa yang terjadi di Kota Sorong khususnya dan Provinsi Papua Barat Daya umumnya, semuanya ia ketahui.
“Bangun dari mana, sukses dimana dan berhenti dimana itu saya tahu. Yang lain-lain itu hanya dengar baru bicara, tapi Lambert Jitmau adalah pelaku sejarah di Kota Sorong selama 25 tahun,” bebernya.
Dirinya berharap, siapapun yang nanti jadi pemimpin bukan asal ngomong dan asal janji. Tapi harus mempelajari keadaan, luas wilayah serta mempelajari karakteristik masyarakat Kota Sorong yang terdiri dari berbagai suku nusantara.
“Pembangunan yang dilakukan harus pembangunan yang berkelanjutan. Yang turun itu adalah nama pribadi Lambert Jitmau dan mantan Walikota almarhum Jonathan Jumame, tapi pembangunan tetap berkelanjutan. Karena yang digunakan adalah uang negara dan uang rakyat, membangun fasilitas yang akan dinikmati masyarakat bangsa yang ada di Kota Sorong,” pungkasnya.