Puluhan mama-mama Papua yang berasal dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua Barat Daya belajar menganyam bambu langsung di pengrajin yang ada di Desa Tigawasa yang terletak di Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, Selasa (19/11/2024).
Desa Tigawasa sendiri merupakan salah satu desa tertua yang berada di Bali Utara dan sangat terkenal dengan kerajinan lokalnya, yakni anyaman bambu.
Hasil anyaman bambu pengrajin Desa Tigawasa tidak hanya terkenal di Denpasar, Bali. Akan tetapi kerajinan lokal ini sudah mendunia, maka tak heran begitu banyak para wisatawan yang sering berkunjung untuk berbelanja sambil belajar mengayam.
Alida Tekege peserta asal Kabupaten Tambrauw mengaku, merasa kagum melihat hasil kerajinan dari bambu yang dibuat oleh para pengrajin di Desa Tigawasa.
“Kami sangat berterima kepada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat Daya yang telah mengajak kami mama-mama Papua, untuk berlatih dan melihat langsung teknik dasar anyaman bambu,” ungkapnya.
Menurut Alida, sebenarnya ia sudah menekuni usaha menganyam selama 5 tahun. Namun bahan-bahan yang digunakan berasal dari benang wall dan kulit genemo.
“Kegiatan dari Dinas Sosial Papua Barat Daya sangat bagus, kami berharap kedepan ini bisa terus dilakukan,” harap mama Alida Tekege.
Kesempatan belajar langsung teknik anyaman dari bambu di Bali, kata Alida, adalah sesuatu yang baru bagi mereka para pengrajin asal Papua Barat Daya.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan konsentrasi penuh agar ilmu yang didapat bisa diserap dengan baik dan itu menjadi bekal saat kembali ke Papua.
Sementara itu, Owner Kejapa Desa Tigawasa I Gede Widarma merasa bersyukur, karena mama Papua dari Papua Barat Daya datang berkunjung untuk belajar menganyam.
“Papua memiliki kesamaan dengan orang Bali. Jadi semua tamu yang datang membeli hasil kerajinan kami sekalian diajarkan teknik dasar menganyam. Diantaranya tas, hiasan lampu, tempat peralatan makan seperti sendok, tempat dupa dan yang lain,” ujar I Gede Widarma.
Menurut I Gede, dirinya tidak hanya menjadi pengrajin anyaman. Namun dari awal dirinya telah memperkenalkan bambu, sebagai icon dari Desa Tigawasa dan Sidetapa sebagai desa tetangga dengan teknik anyaman keranjang parcel.
“Pesan kami teruslah belajar dan berinovasi, untuk meningkatkan kualitas nilai jual,” pungkasnya.