Bank Indonesia bersama TNI Angkatan Laut secara resmi melepas Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025 dari Kota Sorong, untuk melaksanakan layanan kas keliling dan edukasi di wilayah Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T) di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, Selasa (8/5/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Bank Indonesia dalam menyediakan uang Rupiah yang layak edar di seluruh penjuru Tanah Air, serta memperkuat semangat kebangsaan melalui pemahaman tentang Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara.
Pelepasan Tim ERB dilakukan di Dermaga TNI AL Lantamal XIV Sorong dan dihadiri Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Faris Budiawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat Setian, Perwakilan Koarmada III TNI AL, Polda Papua Barat Daya, Jajaran Forkopimda dan perbankan dari BMPD Kota Sorong.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat Setian mengatakan, kegiatan ERB 2025 akan berlangsung pada 8–15 Juli 2025, menggunakan KRI Tatihu–853.
Tim yang diberangkatkan berasal dari berbagai kantor perwakilan Bank Indonesia, termasuk dari Papua, Jawa Barat, Gorontalo, Purwokerto dan Malang. Dimana mereka akan mengunjungi enam lokasi. Yaitu Kaimana, Pulau Namatota, Pulau Arguni, Pulau Yellu, Pulau Paam dan Pulau Mansuar, untuk memberikan layanan penukaran uang serta edukasi mengenai cinta, bangga dan paham Rupiah kepada masyarakat.
“Total modal kerja yang dibawa dalam ekspedisi ini adalah sebesar Rp 10,4 miliar,” ungkap Septian.
Lebih lanjut Setian menyampaikan, kegiatan ini bukan hanya misi pelayanan kas. Namun juga menjadi wujud nyata sinergi dan dedikasi Bank Indonesia dan TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI dari sisi ekonomi.
Masyarakat di pulau-pulau 3T akan mendapatkan akses terhadap uang pecahan layak edar, sekaligus diajak untuk mengenali ciri keaslian Rupiah dan pentingnya menjaga fisik uang Rupiah agar tetap dalam kondisi baik.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu turut mengapresiasi sinergi yang dilakukan Bank Indonesia dan TNI AL.
Menurutnya, dengan lebih dari 3.000 pulau di wilayah Papua Barat Daya, penyediaan uang Rupiah tidak hanya menjadi isu logistik. Namun juga merupakan bagian dari menjaga kedaulatan dan mendorong kesejahteraan masyarakat melalui kelancaran transaksi ekonomi.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, tentang cara merawat uang dan kewajiban menggunakan Rupiah dalam setiap transaksi, seraya menghimbau agar seluruh pihak turut mendukung keberlangsungan kegiatan ini.
Dari sisi nasional, Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Faris Budiawan menjelaskan, kegiatan ERB merupakan bentuk nyata dari pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Ia menggarisbawahi bahwa pengelolaan Rupiah bukan sekadar fungsi teknis, melainkan bagian dari bela negara.
“Rupiah tidak hanya alat transaksi, namun simbol kedaulatan dan identitas bangsa. Untuk itu, sinergi strategis antara BI dan TNI AL dalam menjaga keberadaan Rupiah di seluruh penjuru negeri merupakan bentuk bela negara tanpa senjata,” ujar Faris.
Sementara itu, Panglima Komando Armada III Laksamana Muda TNI Hersan yang diwakili Kepala Staf Koarmada III, Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto menegaskan pentingnya sinergi antara TNI AL dan Bank Indonesia, dalam menjaga kedaulatan NKRI dari sisi pertahanan dan ekonomi.
Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, sinergi ini menjadi krusial dalam memastikan kehadiran Rupiah sebagai alat pembayaran sah dan simbol kedaulatan negara di seluruh pelosok negeri.
TNI AL yang memiliki kekuatan armada laut menjadi mitra strategis BI dalam menjangkau wilayah 3T. Ia juga menambahkan bahwa KRI Tatihu–853 yang digunakan dalam ekspedisi ini merupakan salah satu ujung tombak TNI AL dalam menjaga kedaulatan perairan nasional.
Ekspedisi yang menempuh rute dari Sorong menuju Kaimana, Pulau Namatota, Pulau Arguni, Pulau Yellu, Pulau Mansuar, hingga Pulau Raam ini akan mencakup pelayaran sejauh 1.087 mil laut, sebagai bentuk nyata bela negara dan penguatan kedaulatan ekonomi melalui peredaran Rupiah di wilayah 3T.
Sejak 2012 hingga 2024, Bank Indonesia telah melaksanakan 127 kegiatan kas keliling 3T dan mengunjungi 655 pulau di seluruh Indonesia. Tahun ini, kegiatan ERB ditargetkan menjangkau 90 pulau di 18 provinsi. Kegiatan ERB Papua Barat dan Papua Barat Daya merupakan pelaksanaan ke-9 pada tahun 2025.
Bank Indonesia berharap, kegiatan ERB tidak hanya membawa manfaat ekonomi berupa ketersediaan uang tunai, tetapi juga memperkuat wawasan kebangsaan masyarakat, membangun kesadaran akan pentingnya Rupiah, serta memperkuat sinergi antar-lembaga dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Kedepan, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan pelayanan kas dan memperkuat edukasi tentang Rupiah di seluruh pelosok negeri.