Danrem 181/PVT Brigjen TNI Totok Sutriono memfasilitasi tatap muka antara Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Pemerintah Kota Sorong, Polda Papua Barat Daya bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan para kepala suku nusantara yang ada di Kota Sorong, Kamis (28/8/2025).
Pantauan BalleoNews, tatap muka yang berlangsung di Aula Praja Vira Tama Makorem 181/PVT, membahas terkait situasi kamtibmas di Kota Sorong khususnya.
Danrem 181/PVT Brigjen TNI Totok Sutriono mengatakan, pertemuan ini merupakan sarana untuk meningkatkan silaturahmi antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, TNI, Polri dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan para kepala suku nusantara yang ada di Kota Sorong.
“Semoga silaturahmi ini bisa bermakna, sehingga dapat menciptakan kedamaian. Tanpa kedamaian dan keamanan, tidak mungkin kita bisa membangun daerah ini,” ujar Danrem 181/PVT.
Di Provinsi Papua Barat Daya, sambung Totok, hidup masyarakat yang berasal dari berbagai macam suku dan agama.
“Inilah keanekaragaman kita. Dengan keanekaragaman ini, justru menjadi kekuatan bagi kita,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu mengatakan, dinamika yang terjadi dua hari terakhir di Kota Sorong, mengganggu banyak orang dan mengancam keselamatan orang lain.
“Mari kita sama-sama mengkampanyekan hidup damai dan rukun diantara kita. Saling menghormati, menghargai dan mengasihi satu dengan yang lain. Aman itu idaman semua orang, kalau aman kita semua bebas untuk beraktivitas,” tegas Gubernur Papua Barat Daya.
Gubernur PBD juga mengajak semua pihak, untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Semua pihak punya kewajiban untuk terus mengayomi, melindungi dan menjaga warganya dari berbagai ancaman dan gangguan serta berbagai upaya perorangan, kelompok atau golongan yang ingin mengadu domba dan memecah belah persatuan diantara kita. Tugas ini adalah tugas kita bersama,” ujarnya.
Ditegaskan Elisa, Papua Barat Daya dan Kota Sorong harus aman untuk semua. Tidak boleh ada orang atau kelompok yang datang atas nama apapun, yang ingin melakukan hal-hal yang mengganggu kenyamanan banyak orang dan aktivitas kehidupan di Kota Sorong khususnya dan juga di seluruh Provinsi Papua Barat Daya.
“Kita semua pasti menolak kekerasan dan kriminalisasi serta tindakan-tindakan yang mengganggu kenyamanan orang lain, apalagi mengancam keselamatan orang lain,” imbuhnya.
Provinsi Papua Barat Daya, kata Elisa, harus maju. Dimana maju hanya satu saja, yaitu aman.
“Kalau aman baru kita semua bebas mau bikin apa saja. Mari kita semua membawa pesan perdamaian, bahwa hanya dengan damai kita bisa tidur enak, makan enak, dan bisa beraktivitas apapun. Tapi kalau keadaan tidak aman, maka makan juga tidak enak dan kerja tidak fokus,” beber Gubernur PBD.
Melalui kesempatan itu, Gubernur PBD juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kapolda dan jajarannya, yang telah melakukan upaya preventif untuk menghentikan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dalam menyampaikan aspirasi atau apapun namanya tapi dengan cara yang tidak benar dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-perundangan yang berlaku, dengan kekerasan dan benar-benar anarkis.
“Saya harap kita semua beri dukungan kepada Kapolda, untuk menjaga stabilitas keamanan di Provinsi Papua Barat Daya, lebih khusus di Kota Sorong,” pungkasnya.