PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII Kasim kembali menorehkan prestasi, dengan menyabet Gold Medal pada ajang TJSL & CSR Award 2025 yang diselengarakan BUMN Track, di Hotel Borobudur, Jakarta (25/06/2025).
TJSL & CSR Award 2025 yang bertema “Transformasi TJSL BUMN untuk ketahanan, Sosial dan Ekonomi Berkelanjutan”merupakan bentuk apresiasi terhadap program-program strategis BUMN yang berdampak positif bagi sosial, ekonomi, lingkungan, serta tata kelola yang baik.
Ketua Komite Penilai TJSL&CSR Award 2025 sekaligus Founder & Chairman Indonesia Shared Value Institute Tendri Supriatno mengatakan, kegiatan TJSL&CSR Award 2025 merupakan bentuk apresiasi tertinggi bagi BUMN dan Anak Perusahaan BUMN yang telah menjalankan best practice yang in-line dengan empat pilar SDG’s berupa Pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan, serta Hukum dan Tata Kelola.
“TJSL BUMN tidak lagi dapat dipandang sebagai program pelengkap. Ia adalah bagian integral dari strategi korporasi BUMN dalam menciptakan dampak berkelanjutan di tengah masyarakat, dari penguatan ekonomi masyarakat kecil, pelestarian lingkungan hidup, hingga kontribusi terhadap sistem hukum dan tata kelola sosial yang adil dan beradab,” ucapnya.
Kilang Kasim sebagai simbol hadirnya negara di Indonesia Timur terus bergerak dan terus menciptakan dampak positif ditengah masyarakat, terbukti dalam ajang TSJL & CSR Award 2025 Kilang Kasim menyabet Gold Medal Pilar Sosial.
Secara terpisah Area Manager Communication, Relation, CSR & Compliance Ferdy Saputra menjelaskan, Kilang Kasim yang merupakan perusahaan energi global dengan komitmen keberlanjutan yang menekankan aspek Environmental, Social & Governance (ESG), yang tergambar dalam program-program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan terus mengupayakan hal tersebut salah satunya dengan program, Mama Bargarak.
Kilang Kasim mengajak wanita-wanita adat untuk mempunyai nilai lebih, dengan membentuk kelompok usaha dengan mengolah minyak kelapa yang kaya manfaat
“Mama Bagarak ini dirancang untuk meningkatkan kemandirian dan peran wanita adat di tengah komunitas yang masih sangat dipengaruhi budaya patriarki, program pemberdayaan wanita adat Suku Moi Lemas di Distrik Seget dilakukan melalui pembentukan kelompok wanita adat yang kini beranggotakan 47 orang dan program ini difokuskan pada pengolahan minyak kelapa sebagai upaya meningkatkan kemandirian wanita adat sekaligus mendukung kebutuhan masyarakat setempat,” ungkapnya.
Ferdy Saputra menyampaikan terima kasih, kepada seluruh insan yang telah berupaya atas penghargaan yang diterima Kilang Kasim.
“Penghargaan ini menjadi motivasi kami kedepannya dalam melanjutkan program-program TJSL dengan aspek keberlanjutan yang semakin berdampak untuk masyarakat sekitar dan kami berikan apresiasi kepada seluruh insan yang telah bekerja demi terciptanya peradaban yang lebih mulia,” ucapnya. (*)