Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa’ad berharap, Kabupaten Raja Ampat bisa menjadi salah satu tempat tujuan destinasi wisata religi.
“Selain wisata alam dan bahari, disini juga harus ada wisata spiritual atau religi dengan memanfaatkan kondisi yang ada hari ini,” harap Pj Gubernur Musa’ad saat meresmikan Masjid Agung Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Jumat (14/2/2025).
Menurut Musa’ad, jika dilihat Masjid Agung Waisai merupakan masjid yang terbesar di Papua Barat Daya bahkan mungkin terbesar di Papua.
“Yang penting sekarang adalah bagaimana perawatannya dan memakmurkan masjid. Jadi tidak hanya dipakai untuk shalat, tapi juga bisa dijadikan tempat pendidikan Al-Quran untuk anak-anak,” ujarnya.
Dari sini juga, sambung Musa’ad, diharapkan akan menginspirasi umat Islam yang ada di Raja Ampat untuk melaksanakan tanggung jawab spiritualnya yaitu menjadi rahmat bagi sekalian alam.
“Tidak hanya untuk umat Islam, tapi untuk semua umat bahkan untuk lingkungan kita. Itu juga tugas tanggung jawab setiap pribadi muslim,” harapnya.
Pj Gubernur Papua Barat Daya juga berpesan, jangan sampai masjidnya megah tapi jamaahnya kurang atau tidak berubah.
“Mudah-mudahan dengan ini menginspirasi dan ada tanggung jawab bagi masyarakat disini bahwa kita harus menjadi rahmat bagi semua,” imbuh Musa’ad.
Sementara itu, Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati mengatakan, Masjid Agung Waisai dibangun secara bertahap kurang lebih selama 5 tahun.
“Alhamdulillah puji syukur Tuhan itu baik, dalam masa akhir pemerintahan kami bisa meresmikan gereja, pura dan juga bisa sempat meresmikan Masjid Agung Waisai,” ujarnya.
AFU mengatakan, pembangunan sarana ibadah merupakan ikhtiar dan amanah yang diberikan masyarakat selama dirinya memimpin Kabupaten Raja Ampat.
“Mudah-mudahan ini menjadi berkah untuk kita semua, tidak hamya untuk umat Islam saja. Tetapi juga seluruh umat yang mendiami pulau-pulau di negeri tanah Raja ini,” ungkapnya.
Orang yang mau datang ke Raja Ampat, sambung AFU, tidak hanya untuk tujuan berwisata alam dan underwaternya saja. Akan tetapi juga bisa berwisata religi.
“Masjid ini berdiri menandakan wujud daripada ada toleransi yang begitu tinggi yang bukan saja terjadi disaat ini, tetapi sudah dilakukan oleh para leluhur,” tandasnya.
Ditambahkan AFU, dengan dibangunnya sarana ibadah berbagai Agama di Raja Ampat, dirinya ingin menunjukkan kepada pihak luar bahwa anak-anak Raja Ampat sangat menjunjung tinggi toleransi, saling menghargai serta memberikan ruang dan kesempatan kepada semua orang untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya masing-masing.
“Masjid ini kami bangun kurang lebih sudah hampir lima tahun, terkendala juga pada saat covid. Masjid ini memang belum sempurna, tapi secara konstruksinya sudah sempurna. Tinggal finishing saja,” beber AFU.
Dengan diresmikannya Masjid Agung Waisai, sambung AFU, menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah sudah menyerahkan masjid tersebut kepada umat.
Oleh karena itu, umat muslim juga harus bertanggung jawab dan belajar untuk bisa menjaga dan merawat serta memakmurkan masjid.
“Kami juga ucapkan terima kasih kepada para umat, baik itu umat Islam maupun non Islam yang sudah memberikan dukungan dalam proses menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Waisai,” pungkasnya.